"WOY ANJING!!!!!"
Amarahku kembali meledak-ledak. Semburan sinar matahari semakin terasa menyengat, malah sedang berada dipuncak. Sialan. Anak setan. Makian dan sumpah serapah keluar dari mulutku. Napasku terus memburu. Kepalaku nyut-nyutan. Aku bertambah emosi, pada orang di depanku yang mengenakan payung dan menyenggol-nyenggol wajahku.
Tubuhku semakin didesak-desak. Tergeser ke kanan, ke kiri, terdorong ke depan, tasku ditarik mundur. Orang-orang sialan. Aku kali ini tidak mau kalah, aku menguatkan kedua tanganku, ikut mendorong dalam antrean. Persetan.
***
       "Maju goblok!"
       "WOIIII!!!"
       "Mbak kasihani mbak."
       "Mas tolong bawakan ini sebentar."
       "Pak, apa boleh bagi seteguk saja?"
       "Bu jangan geser-geser, kaki bapak ini terinjak."
***