4. Presentasi dan Diskusi: Setelah mencapai solusi atau jawaban awal, siswa mempresentasikan temuan mereka kepada kelompok atau kelas. Presentasi ini tidak hanya menunjukkan solusi yang diusulkan, tetapi juga menjelaskan proses berpikir dan alasan di balik solusi tersebut. Diskusi yang berikutnya memungkinkan siswa untuk mempertimbangkan perspektif-perspektif berbeda, menerima umpan balik dari guru dan teman-teman mereka, serta memperbaiki atau mengembangkan solusi mereka lebih lanjut.
5. Evaluasi dan Refleksi: Langkah terakhir melibatkan evaluasi terhadap keseluruhan proses pembelajaran. Siswa tidak hanya mengevaluasi solusi yang mereka ajukan, tetapi juga merefleksikan proses belajar mereka sendiri. Mereka mempertimbangkan bagaimana pengalaman ini meningkatkan pemahaman mereka tentang materi, mengasah keterampilan berpikir kritis, dan meningkatkan kemampuan mereka dalam memecahkan masalah secara umum.
Â
Dengan mengikuti langkah-langkah ini, problem based learning (PBL) tidak hanya memberikan pemahaman tentang materi pelajaran, tetapi juga mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi, kemampuan bekerja secara kolaboratif, dan meningkatkan kemandirian belajar siswa yang esensial untuk persiapan mereka dalam menghadapi tantangan kehidupan di masa depan.
Secara mendasar, PBM dimulai dengan peserta didik aktif menyelesaikan masalah nyata yang telah ditetapkan atau disepakati. Proses penyelesaian masalah ini berdampak pada pengembangan keterampilan peserta didik dalam pemecahan masalah dan berpikir kritis, sambil juga membentuk pengetahuan baru.[12]
Â
- Keuntungan dan Kekurangan Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Â
Model pembelajaran berbasis masalah (PBL) memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi peserta didik. Ketika mereka menghadapi masalah dan mencari solusinya, mereka aktif menerapkan pengetahuan yang mereka miliki atau bahkan mencari pengetahuan baru yang diperlukan. Pembelajaran semakin bermakna ketika siswa dapat mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan secara simultan, mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan dengan kehidupan nyata.
PBL memiliki beberapa keuntungan yang signifikan, seperti yang diuraikan oleh Johnson & Johnson (1984). Pertama, PBL meningkatkan kemampuan siswa dalam pemecahan masalah dengan melibatkan mereka dalam tugas-tugas kompleks yang mendorong mereka untuk mengembangkan strategi pemecahan masalah yang efektif. Kedua, PBL meningkatkan kemampuan kolaboratif siswa melalui kerja tim, di mana mereka dapat mengasah keterampilan perencanaan, organisasi, negosiasi, dan pembuatan keputusan bersama untuk menyelesaikan tugas. Ketiga, PBL juga membantu siswa mengelola sumber daya dengan lebih efektif, termasuk mengorganisir waktu dan sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan pembelajaran mereka.
Namun, terdapat beberapa kekurangan dalam implementasi PBL, terutama di Indonesia di mana pendekatan ini masih baru. Salah satu tantangan utama adalah perlunya pelatihan dan pengembangan kemampuan bagi guru sebelum menerapkan PBL, agar mereka dapat memahami proses dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Wina Sanjaya (2012) juga mengidentifikasi beberapa kelebihan PBL, antara lain: