Mohon tunggu...
MULYANA AHMAD DANI 111211231
MULYANA AHMAD DANI 111211231 Mohon Tunggu... Administrasi - Staf Administarasi di Kantor Balai Monitor SFR Kelas I Jakarta

Futsal, Sepakbola dan Catur

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diskursus Gaya Kemimpinan Republik Platon

22 Oktober 2024   14:53 Diperbarui: 22 Oktober 2024   15:52 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Thumos (Semangat) – Bagian ini terkait dengan keberanian dan emosi. Meski penting, semangat ini harus dikendalikan oleh Logistikon agar tidak terlalu berlebihan atau emosional. Pemimpin harus memiliki keberanian, tetapi tetap harus dipandu oleh rasionalitas.

  • Epithumia (Hasrat/Nafsu) – Bagian terakhir dari jiwa ini berkaitan dengan kebutuhan dasar manusia, seperti keinginan untuk makan, berproduksi, dan melakukan aktivitas ekonomi. Bagi Platon, hasrat ini tidak boleh mendominasi tindakan seorang pemimpin. Sebaliknya, hasrat ini harus dikendalikan oleh Logistikon, sehingga tidak mempengaruhi pengambilan keputusan yang rasional.

  • Platon menegaskan bahwa pemimpin ideal adalah yang mampu menyeimbangkan ketiga elemen tersebut, dengan Logistikon sebagai pengendali utama. Pemimpin yang baik tidak boleh dipimpin oleh emosinya (Thumos) atau dikuasai oleh keinginannya (Epithumia), tetapi harus selalu mengutamakan logika dan rasionalitas.

     
    Paideia dan Konsep Humanitas 

    Paideia adalah konsep pendidikan Yunani yang meliputi berbagai disiplin ilmu, termasuk tata bahasa, musik, filsafat, matematika, dan sejarah alam. Cicero, seorang filsuf Romawi, mengadaptasi konsep ini menjadi Humanitas, yang berarti pendidikan yang bertujuan membentuk seseorang menjadi manusia yang berbudaya dan berkarakter baik.

    Dalam konteks kepemimpinan, Paideia berperan sangat penting. Platon percaya bahwa seorang pemimpin tidak dilahirkan begitu saja, tetapi dibentuk melalui pendidikan yang menyeluruh. Seorang pemimpin harus dididik dalam berbagai disiplin ilmu dan diajarkan tentang keutamaan moral, kebijaksanaan, dan moderasi.

    Problem Humanitas: Keutamaan, Kebijaksanaan, dan Moderasi

    Dalam materi ini, juga dibahas Problem Humanitas, yang menyoroti tiga tema penting dalam pendidikan manusia, yaitu:

    1. Arete (Keutamaan) – Keutamaan moral dan intelektual yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin.
    2. Phronesis (Kebijaksanaan Praktis) – Kemampuan untuk mengambil keputusan yang bijaksana dalam situasi nyata.
    3. Sophrosyne (Moderasi) – Kemampuan untuk mengendalikan diri dan menjaga keseimbangan dalam segala hal.

    Platon menegaskan bahwa seorang pemimpin yang baik harus memiliki arete dan phronesis agar mampu memimpin secara bijaksana. Moderasi (sophrosyne) penting agar pemimpin tidak bertindak berlebihan atau terjebak dalam nafsu dan ambisi yang merugikan.

    Filsafat Pendidikan: Platon dan Ki Hadjar Dewantara

    Sebagai tambahan, halaman ini juga menghubungkan gagasan Platon dengan Ki Hadjar Dewantara, tokoh pendidikan Indonesia. Dewantara, dengan prinsip pendidikannya yang terkenal, yaitu:

    1. Ing ngarso sung tulodo (Pemimpin harus memberikan contoh di depan),
    2. Ing madyo mbangun karso (Pemimpin harus memberikan motivasi dari tengah),
    3. Tut wuri handayani (Pemimpin harus mendukung dari belakang),

    berbicara tentang peran pemimpin dalam pendidikan. Prinsip-prinsip ini selaras dengan konsep Paideia dari Platon, di mana pendidikan adalah alat penting untuk membentuk seorang pemimpin yang bijak dan adil.

    Prof. Apollo (2003) 
    Prof. Apollo (2003) 

    Paideia dan Problem Humanitas dalam Perspektif Platon

    Paideia dan kaitannya dengan Problem Humanitas, yang menjadi salah satu dasar pemikiran dalam pendidikan dan kepemimpinan menurut Platon. Paideia adalah konsep pendidikan Yunani Klasik yang tidak hanya fokus pada pengembangan kemampuan fisik dan intelektual, tetapi juga pembentukan moral dan karakter manusia. Hal ini sangat penting karena bagi Platon, pendidikan adalah jalan utama menuju kebaikan.

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    5. 5
    6. 6
    7. 7
    8. 8
    9. 9
    10. 10
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun