Kondisi cuaca dan kondisi alam juga dapat mempengaruhi harga barang di pasar. Misalnya, jika terjadi kekeringan atau banjir yang parah, maka akan terjadi gangguan dalam produksi pertanian, sehingga harga barang pertanian akan naik. Sebaliknya, jika cuaca dan kondisi alam baik, maka produksi pertanian akan lancar, sehingga harga barang pertanian akan turun.
2.1.2.2 Indikator Harga
Kotler dalam (Rina Anggriana, 2018) menjelaskan bahwa harga merupakan sejumlah uang yang dibayarkan atas barang atau jasa, jumlah nilai yang konsumen tukarkan dalam rangka mendapatkan manfaat dari memiliki atau menggunakan barang dan jasa. Adapun indikator dari Harga:
- Harga yang ditentukan sesuai dengan kualitas layanan yang diberikan
- Kesusaian tingkat harga yang terjangkau oleh daya beli masyarakat
- Perbandingan harga yang mampu bersaing dengan pesaing
- Harga sesuai dengan manfaat dan nilai yang diperoleh pelanggan
2.1.2.1 Harga yang Pricey
Harga yang mahal dapat didefinisikan sebagai tingginya nilai finansial yang dibayarkan atau dikeluarkan untuk memperoleh suatu produk atau jasa. Harga yang mahal juga bisa menjadi pertanda kualitas yang baik karena konsumen percaya bahwa produk atau jasa yang mahal cenderung memenuhi standar kualitas yang baik. Biaya produksi yang tinggi dan kualitas bahan baku yang tinggi seringkali mencerminkan harga yang tinggi.
Barang atau jasa dikatakan "mahal" jika harganya tinggi dan mungkin melebihi anggaran atau nilai yang kita siapkan. Biasanya, barang-barang mewah atau jasa dengan kualitas tinggi sering dianggap mahal (Fadilah A. , 2023)
2.1.6 WOM (Word Of Mouth)
"Word of mouth" adalah istilah dalam bahasa Inggris yang merujuk pada proses komunikasi di mana informasi, rekomendasi, atau opini tentang suatu produk, layanan, atau peristiwa, disampaikan dari orang ke orang secara lisan. Dalam konteks bisnis dan pemasaran, word of mouth dapat memiliki dampak signifikan karena sering kali dianggap sebagai bentuk promosi yang paling kuat. Word of mouth bisa terjadi secara alami ketika orang berbicara satu sama lain tentang pengalaman mereka dengan suatu produk atau layanan.
Komunikasi dari mulut ke mulut (Word Of Mouth) merupakan cerita yang berupa kesan dari konsumen kepada temannya terkait suatu pelayanan dan promosi yang menyenangkan dari suatu produk atau jasa Siswanto & Maskan (2021). Dalam jurnal (Yahya Thariq Albab Basusena, 2020) Kotler & Keller mengemukakan bahwa word of mouth (WoM) atau komunikasi dari mulut ke mulut merupakan proses komunikasi yang berupa pemberian rekomendasi baik secara individu maupun kelompok terhadap suatu produk atau jasa yang bertujuan untuk memberikan informasi secara personal. Sumardy dalam (Yahya Thariq Albab Basusena, 2020) Kegiatan word of mouth diharapkan mampu mengubah suatu perilaku konsumen dari yang tidak ingin membeli menjadi membeli dan dari pola pikir skeptis menjadi tertarik untuk mencoba suatu produk.
Rahmawati dalam (Aling Aldyawan, 2021) bahwa word of mouth ditimbulkan meruapakan positif hingga hendak memunculkan keuntungan untuk perindustrian, tetapi bila worf of mouth yang ditmbulkan merupakan negatif hingga hendak memunculkan ketidak percayaan tentang produk ataupun jasa tersebut.
2.1.6.1 Model Word of Mouth