Mohon tunggu...
Lyfe

Kajian Swafoto Instagram Dalam Aspek Sosiologi Desain

12 Desember 2017   19:15 Diperbarui: 12 Desember 2017   19:43 3471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Stories

Seperti Snapchat, foto dan video yang diunggah ke Stories di Instagram akan terhapus setelah 24 jam. Dengan stories, kita bisa berbagi sebanyak mungkin sepanjang hari, dengan cara sekreatif mungkin. Kecanggihan fitur seperti ini sangat memberi pengaruh besar dalam budaya selfie. Kita makin dimudahkan dan makin dibantu oleh fitur fitur tersebut

 

Instalive

Fitur terbaru dari Instagram adalah Instalive yang memungkinkan kita berselfie secara live streaming. Dengan kecanggihan ini, makin membuat kita hanyut dalam kecanggihan. Selain memberikan keuntungan, Instalive dapat memberikan dampak negatif begitu besar. Sebagai contoh, beberapa kasus bunuh diri life yang ditonton semua kalangan termasuk anak anak akan memberikan dampak psikologi yang membahayakan.

  

  • Swafoto Sebagai Industri Lifestyle

Fenomena swafoto terutama di instagram juga berdampak pada bidang industri, dimana gaya swafoto sendiri dipengaruhi oleh latar belakang tiap personal. Salah satunya yaitu lifestyle atau gaya hidup. Gaya hidup menurut (Kotler, 2002:192) adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan "keseluruhan diri seseorang" dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

Gaya hidup juga menunjukkan bagaimana orang hidup, bagaimana membelanjakan uangnya, dan bagaimana mengalokasikan waktu dalam kehidupannya, juga dapat dilihat dari aktivitas sehari-harinya dan minat apa yang menjadi kebutuhan dalam hidupnya. Jadi, swafoto tiap personal cenderung meliputi segala tentang gaya hidupnya. Misalnya saja ketika ada seseorang yang memiliki gaya hidup traveling. Tentu dalam swafotonya pasti menunjukan tentang eksistensi dirinya dibidang trafeling. Sehingga didalam instagramnya , ia mempost tiap fotonya bertujuan agar positioning atau peletakan jati dirinya di mata masyarakat media maya khususnya pengguna instagram untuk mengakui akan gaya hidupnya. Disinilah pembentukan personal branding melalui swafoto terjadi.

Selain dalam personal branding, tanpa sengaja objek yang terpublikasikan didalam swafoto ikut teriklankan. Entah berupa produk, tempat, dan lain sebagainya.

Dikutip dari bisnis.tempo.co :

"Kebiasaan masyarakat yang melakukan swafoto juga berkontribusi meningkatkan gairah di sektor pariwisata. Banyak lokasi wisata di Indonesia, seperti di Labuan Bajo, Raja Ampat terpromosikan dari kebiasaan swafoto masyarakat. Dan sekarang orang suka selfiedan fotonya bisa langsung viral ke seluruh dunia. Dan sudah banyak yang membicarakan destinasi wisata di Indonesia karena internet tidak kenal batas dan jarak. Sekali viral langsung bisa ke seluruh dunia," tutur Jokowi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun