Mohon tunggu...
Lyfe

Kajian Swafoto Instagram Dalam Aspek Sosiologi Desain

12 Desember 2017   19:15 Diperbarui: 12 Desember 2017   19:43 3471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengundang tindak kejahatan seksual

Kadang kita tidak sadar, khususnya bagi kaum hawa kebanyakan. Saat mengunggah foto selfie di instagaram terlebih lagi foto itu terlihat menawan dan seksi, tidak menutup kemungkinan menimbulkan niatan buruk bagi beberapa pelaku kejahatan, khususnya kejahatan seksual. Pada awalnya pelaku mungkin tergiur dengan penampilan calon korban yang elok dan menggoda, lama kelamaan ia bermaksud untuk melakukan tindak kejahatan seksual.

Sasaran empuk biasanya lebih kepada usia remaja. Sebab remaja cenderung akan menampilan foto dirinya semenarik mungkin (bahkan dengan menambahkan fasilitas foto editing instan), seheboh mungkin (seperti menjulur-julurkan lidah dsb) serta mengekspose sisi menarik dari dirinya layaknya seorang selebritis.

Selain itu bahwa sifat remaja yang cenderung lugu dan polos, memudahkan pelaku kejahatan seksual dengan pendekatan personal melalui obrolan pribadi (chating), awalnya pelaku berpura-pura baik, kemudian merayu, mengirim pulsa, dan seterusnya. Setelah korban sudah mampu dikelabuhi, biasanya pelaku akan mengajak korban untuk berkencan di suatu tempat. Di situlah kejahatan seksual akan dilakukan. Mungkin disini kita yang masih mempunyai adik-adik abg atau remaja bisa kita kasih tau agar kejadian seperti ini jangan sampai terjadi.

Mencemarkan nama baik kita melalui rekayasa digital

Di zaman modern seperti ini sangat mudah sekali merekayasa foto. Contoh saja saat kita unggah foto selfie kita di Instagram, mungkin kita berharap bakalan dapat respon positif dari orang-orang. Tapi kita juga gak tau kalau ada aja mungkin orang yang gak suka sama kita. Bisa saja mereka berniat mengerjai kita dengan download foto kita kemudian dimanipulasi menggunakan Instagram yang aneh-aneh. Masih mending kalau foto kita hanya dibuat menjadi hitam dekil atau agak mrongos. Bagaimana jika sampai dibikin telanjang kemudian disebar di internet dan menjadi viral? Tentunya akan merugikan diri kita sendiri bukan?

Menyebabkan depresi

Memang untuk mendiagnosa seseorang depresi ada tahapan yang harus dilakukan. Selfie bisa dianggap gangguan kejiawaan apa bila telah mempengaruhi kehidupan sehari-hari seperti menggangu pendidikan dan pekerjaan. Beberapa orang bahkan ada yang sampai tidak nafsu makan hingga frustasi karena menginginkan hasil selfie yang sempurna.

Bukan berlebihan tapi hal ini memang sudah sangat sering terjadi. Seperti dilansir CNN Indonesia, beberapa kasus bunuh diri karena selfiesudah terjadi. Bahkan pada pertengahan 2015 lalu seorang remaja perempuan bunuh diri karena foto dirinya dianggap tidak sempurna.

Selfie memang bukan hal buruk. Tapi pastikan kita punya batasan privasi agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Untuk orang lain:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun