Al Wahidi mengatakan : "Tidak halal berpendapat mengenai asbabun nuzul kitab kecuali berdasarkan riwayat atau mendengarlangsung dari orang - orang yang menyaksikan turunya, mengetahui sebab sebabnya dan membahas tentang pengertianya serta bersungguh - sungguh dalam mencarinya".
Sebab turunya suatu ayat itu berkisar ada 2 hal, yaitu :
1. Bila dulu terjadi suatu peristiwa yang baru atau belum ada peristiwa yang muncul sebelumnya, maka turunlah ayat Al-Quran yang mengenai peristiwa baru tersebut.
2. Bila rasulullah ditanya tentang suatu hal, maka turunlah ayat Qur'an menerangkan hukumnya. Hal itu seperti ketika Khaulah Binti Sa'labah dikenakan zihar oleh suaminya yaitu Aus bin Samit.Â
Lalu ia mengadu kepada rasulullah, katanya : "Rasulullah, suamiku telah menghabiskan masa mudaku dan sudah berapa kali aku mengandung karenanya, sekarang setelah aku menjadi tua dan tidak beranak lagi, ia menjatuhkan zihar kepadaku! Ya Allah, sesungguhnya aku mengadu kepadamu".
Dan disaat itulah, jibrl turun dan membawa ayat, ayat tersebut :"Sungguh, Allah telah mendengar ucapan perempuan yang mengajukan gugatan kepadamu (Muhammad) tentang suami nya yakni Aus bin Samit. Menurut hadis Ibn Majah dan Ibn Abi Hatim:disahihkan oleh al-Hakim, Ibn Mardawaih dan Baihaqi.
2.2 RIWAYAT MENGENAI ASBABUN NUZUL
Asbabun Nuzul adalah peristiwa yang terjadi pada zaman Rasulullah saw. Oleh karena itu, tidak ada jalan lain untuk mengetahuinya selain berdasarkan periwayatan ( pentransmisian) yang benar dari orang-orang yang melihat dan mendengar langsung turunnya ayat Al Quran, serta tidak mungkin dapat diketahui dengan jalur ra'yi atau pikiran manusia.
Dalam hal ini al-Wahidi berkata : "Tidak boleh memperkatakan tentang sebab-sebab turun Al Quran melainkan dengan dasar riwayat dan mendengar dari orang-orang yang menyaksikan ayat itu diturunkan dengan mengetahui sebab-sebab serta membahas pengertiannya".
Terkadang banyak riwayat mengenai asbabun nuzul suatu ayat. Seperti berikut :
Apabila bentuk - bentuk redaksi riwayat itu tidak tegas, seperti :"Ayat ini turun mengenai urusan ini/ peristiwa ini." atau "Aku mengira ayat ini turun mengenai urusan atau peristiwa ini."Â