Ilmu Biju memang tampak sempurna dibanding Rangga. Rangga kelihatan terdesak. Tangkisan demi tangkisannya tak memberi arti. Tubuhnya tetap terkena pukulan dan tendangan lelaki lawan tandingnya.
"Bajingan! Rasakan ini, yeaahhh...!!!
Rangga mengerahkan seluruh tenaga dalamnya. Tubuhnya berputar-putar membentuk gulungan angin yang menghempas tubuh Biju.
Biju lebih gesit. Seperti orang sedang bersemedi, tubuhnya pun berputar-putar. Ilmu angin puting beliung yang dimiliki oleh keduanya beradu. Membentuk gulungan badai besar. Menghempas apa saja yang ada di sekitar mereka.
"Kau memiliki ilmu puting beliung juga rupanya," ujar Biju.
Jurus-jurus Biju terus mendesaknya. Kekuatannya memang lebih unggul.
Rangga semakin terdesak ke belakang. Satu tendangan Biju mendarat lagi di perutnya.
"Achhhhhh... Hueakkh!!!”
Ranggga muntah darah. Tubuhnya terhempas ke belakang. Terguling-guling.
Secepat itu juga biju mengeluarkan sangkur beracunnya. Mata sangkur yang berkilat diterpa cahaya rembulan itu melesat secepat dari sarangnya.
"Jangan… Heakhhhh.....!!!"