" Rangga, kau sudah siuman?"
Lelaki itu mendengar suara lembut seorang perempuan yang cukup dikenalnya.
"Kau… Putri Anai…. Di mana aku?"
"Di kamarku. Pagi tadi aku menemukan kau tergeletak di pinggir hutan. Apa yang terjadi semalam? Sepertinya kau habis berkelahi," ujar Putri Anai sembari membalurkan ramuan obat-obatan ke dada lelaki itu yang terlihat lembam.
"Ya, aku diserang seseorang," jawab lelaki itu.
"Siapa yang menyerangmu Rangga?" tanya Putri Anai penasaran.
"Biju!"
Bagai halilintar menyambar di telinga perempuan itu. Tubuhnya mundur selangkah. Wajah ayunya tiba-tiba pucat pasi. Ketakutan.
"Kau jangan takut, Putri Anai. Aku berjanji akan membunuhnya," ujar lelaki itu.
Tiba-tiba Putri Anai menangis. Terisak-isak. Terbayang kesalahannya selama ini. Ia telah mengkhianati cinta suaminya. Ia telah jadi pelacur bagi Rangga. Tapi salahkah dia? Biju meninggalkannya tanpa pesan dua tahun silam. Pergi entah kemana. Lasmini mendengar dari penduduk kalau Biju, suaminya itu, sedang menuntut ilmu hitam di lembah Gunung Talang.
"Biju tak akan mengganggu kita, Putri. Tunggu saja saatnya ketika kepalanya kupenggal dan tubuhnya kucincang-cincang," geram Rangga.