Mohon tunggu...
Muhammad Subhan
Muhammad Subhan Mohon Tunggu... -

Muhammad Subhan, seorang jurnalis, penulis dan novelis. Editor beberapa buku. Tinggal di pinggiran Kota Padangpanjang. Bekerja di Rumah Puisi Taufiq Ismail. Nomor kontak: 0813 7444 2075. Akun facebook: rahimaintermedia@yahoo.com, email aan_mm@yahoo.com. Blog: www.rinaikabutsinggalang.blogspot.com.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dendam Kesumat di Lembah Tandikat

20 Oktober 2011   05:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:44 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

" Rangga, kau sudah siuman?"

Lelaki itu mendengar suara lembut seorang perempuan yang cukup dikenalnya.

"Kau… Putri Anai…. Di mana aku?"

"Di kamarku. Pagi tadi aku menemukan kau tergeletak di pinggir hutan. Apa yang terjadi semalam? Sepertinya kau habis berkelahi," ujar Putri Anai sembari membalurkan ramuan obat-obatan ke dada lelaki itu yang terlihat lembam.

"Ya, aku diserang seseorang," jawab lelaki itu.

"Siapa yang menyerangmu Rangga?" tanya Putri Anai penasaran.

"Biju!"

Bagai halilintar menyambar di telinga perempuan itu. Tubuhnya mundur selangkah. Wajah ayunya tiba-tiba pucat pasi. Ketakutan.

"Kau jangan takut, Putri Anai. Aku berjanji akan membunuhnya," ujar lelaki itu.

Tiba-tiba Putri Anai menangis. Terisak-isak. Terbayang kesalahannya selama ini. Ia telah mengkhianati cinta suaminya. Ia telah jadi pelacur bagi Rangga. Tapi salahkah dia? Biju meninggalkannya tanpa pesan dua tahun silam. Pergi entah kemana. Lasmini mendengar dari penduduk kalau Biju, suaminya itu, sedang menuntut ilmu hitam di lembah Gunung Talang.

"Biju tak akan mengganggu kita, Putri. Tunggu saja saatnya ketika kepalanya kupenggal dan tubuhnya kucincang-cincang," geram Rangga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun