Mohon tunggu...
Muhammad Rafly Setiawan
Muhammad Rafly Setiawan Mohon Tunggu... Lainnya - Manager Pemantauan Nasional Netfid Indonesia

Kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia yang memiliki hobi travelling, menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Belajar dari Gus Dur

31 Desember 2024   06:01 Diperbarui: 5 Januari 2025   20:13 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://www.kompasiana.com/akhmadmaulana/595bb5b68d6c992d61403e92/menyelami-makna-toleransi-ala-gus-dur

Dalam dunia yang semakin terpolarisasi dan penuh dengan ketegangan ideologis, sosok KH. Abdurrahman Wahid atau lebih dikenal dengan Gus Dur, tetap menjadi teladan hidup yang patut direnungkan.

Meskipun Gus Dur telah meninggal lebih dari satu dekade lalu, tetapi ajaran, tindakan, dan kepribadiannya tetap relevan di tengah tantangan global yang semakin kompleks.

Gus Dur bukan hanya seorang ulama, tetapi juga seorang pemikir, pemimpin, dan pembaharu sosial yang mampu melihat kebenaran dalam keberagaman dan ketidakadilan dalam ketidaksetaraan.

Dalam tulisan ini, kita akan belajar dari Gus Dur sebagai upaya untuk memahami makna toleransi, kebijaksanaan dan ketulusan dalam tindakan.

Keberagaman sebagai Kekayaan bukan Ancaman

Salah satu pelajaran pertama yang dapat kita ambil dari kehidupan Gus Dur adalah pandangannya tentang keberagaman.

Di tengah masyarakat yang sering kali terpecah oleh perbedaan etnis, agama dan pandangan politik, Gus Dur senantiasa menekankan pentingnya menghargai perbedaan sebagai sesuatu yang memperkaya bukan mengancam.

Baginya, keberagaman adalah sebuah anugerah yang harus dirayakan, bukan dilawan. Sebagai seorang Nahdliyin yang tumbuh dalam lingkungan pesantren, Gus Dur mendalami ajaran Islam yang sangat inklusif dan menghargai hak-hak setiap individu, terlepas dari latar belakang mereka.

Dalam banyak pidato dan tulisan, Gus Dur sering kali mengingatkan kita bahwa toleransi bukanlah sikap pasif yang hanya menerima perbedaan, tetapi sikap aktif untuk mengakui nilai kemanusiaan dalam setiap diri manusia tanpa membedakan suku, agama, ras atau status sosial.

Salah satu contohnya adalah sikap Gus Dur terhadap minoritas. Dalam masa pemerintahannya, ia mengadvokasi hak-hak kaum minoritas, termasuk hak-hak agama di luar dari Islam.

Ia menghapus diskriminasi terhadap umat Kristen dan Tionghoa yang selama ini menjadi bagian dari budaya eksklusi dalam masyarakat Indonesia.

Gus Dur percaya bahwa negara harus hadir sebagai jembatan pemersatu bukan sebagai alat untuk memecah-belah persatuan bangsa.

Mengambil pelajaran dari Gus Dur, kita harus memahami bahwa keberagaman bukanlah masalah yang perlu dihindari, tetapi tantangan yang harus disambut dengan rasa hormat dan pemahaman yang bijaksana.

Di zaman yang penuh dengan ujaran kebencian dan polarisasi, Gus Dur mengajarkan kita untuk selalu melihat sisi manusiawi dari setiap orang tanpa terjebak dalam prasangka atau stereotip.

Toleransi sejati adalah ketika kita mampu menerima orang lain bukan hanya dalam kata-kata, tetapi juga dalam tindakan nyata.

Kebijaksanaan dalam Menghadapi Konflik

Gus Dur dikenal sebagai seorang pemimpin yang bijaksana dalam menghadapi konflik. Dalam perjalanan hidupnya, ia tidak pernah memilih jalan kekerasan atau pembalasan dendam.

Bahkan Gus Dur, ketika dihadapkan dengan ancaman terhadap dirinya, ia tetap menunjukkan ketenangan dan keberanian yang luar biasa.

Keberanian Gus Dur bukan terletak pada kemampuannya untuk melawan musuh dengan kekuatan, tetapi pada kemampuannya untuk memahami akar masalah dan mencari solusi yang lebih manusiawi.

Salah satu contoh nyata adalah ketika Gus Dur memutuskan untuk membuka hubungan diplomatik dengan Israel.

Pada saat itu, banyak pihak yang menentang kebijakan tersebut dengan alasan politik dan ideologis.

Kendati demikian, Gus Dur tetap teguh pada prinsipnya bahwa perdamaian dan dialog lebih penting daripada permusuhan dan konflik yang tiada akhir.

Bagi Gus Dur, perdamaian adalah suatu nilai yang harus diperjuangkan, bahkan jika itu berarti menghadapi protes atau kritik dari banyak pihak.

Pelajaran yang bisa kita ambil adalah bagaimana Gus Dur mampu menunjukkan kebijaksanaan dalam mengambil keputusan, meski berada dalam situasi yang penuh tekanan.

Di dunia yang penuh dengan konfrontasi dan perpecahan seperti saat ini, kebijaksanaan dalam menghadapi konflik sangatlah penting.

Gus Dur mengajarkan kita bahwa dalam konflik, kita tidak harus selalu menang, tetapi kita harus selalu mencari jalan keluar yang memberi manfaat bagi banyak orang.

Ketulusan dalam Tindakan, Bukan Kepentingan Pribadi

Salah satu ciri khas dari Gus Dur yang membuatnya begitu dihormati adalah ketulusannya dalam bertindak.

Banyak pemimpin di dunia ini, baik di bidang politik, agama maupun sosial, yang sering kali bertindak berdasarkan kepentingan pribadi atau kelompok tertentu.

Berbeda dengan Gus Dur. Ia tidak pernah bertindak untuk kepentingan dirinya sendiri, melainkan selalu berfokus pada kepentingan orang banyak, terutama mereka yang terpinggirkan dan terzalimi.

Sebagai Presiden Republik Indonesia, Gus Dur mengambil keputusan-keputusan yang tidak populer, tetapi penuh dengan makna.

Salah satunya adalah pembebasan para tahanan politik yang dianggap sebagai musuh politik dari rezim sebelumnya.

Meskipun keputusan ini menuai kritik, Gus Dur tetap konsisten pada prinsipnya untuk memberi kesempatan kedua kepada orang-orang yang terpenjara karena perbedaan pandangan politik.

Ketulusan Gus Dur dalam membuat keputusan-keputusan tersebut membuktikan bahwa ia tidak terjebak dalam kepentingan politik jangka pendek atau ambisi pribadi.

Dalam dunia yang serba materialistik dan penuh ambisi pribadi seperti sekarang, ketulusan dalam tindakan menjadi semakin langka.

Oleh karena itu, Gus Dur mengajarkan kita bahwa tindakan yang tulus, yang berpijak pada kebaikan bersama, jauh lebih berharga daripada keuntungan pribadi yang didapatkan dengan mengorbankan orang lain.

Ketulusan ini bukan hanya terlihat dalam kebijakan politik, tetapi juga dalam keseharian Gus Dur sebagai seorang tokoh agama yang selalu berbicara dan bertindak dengan hati yang bersih.

Mencari Kebenaran dalam Kebebasan Berpikir

Gus Dur juga merupakan contoh nyata dari pentingnya kebebasan berpikir. Dalam setiap langkahnya, ia selalu menekankan pentingnya berpikir kritis dan terbuka terhadap ide-ide baru.

Sebagai seorang intelektual, Gus Dur tidak pernah terjebak dalam dogma-dogma kaku, baik itu dalam agama maupun dalam politik.

Ia selalu terbuka untuk berdiskusi, belajar, dan mengoreksi diri jika ternyata ada pandangan atau kebijakan yang salah.

Dalam konteks agama, Gus Dur sering kali mengingatkan kita bahwa agama seharusnya tidak menjadi alat untuk menindas, tetapi justru menjadi sumber kebaikan dan kedamaian.

Ia mengajak umat Islam untuk tidak melihat agama sebagai sesuatu yang statis dan tertutup, tetapi sebagai jalan hidup yang harus terus-menerus dipahami dan dipraktikkan dengan cara yang lebih manusiawi.

Gus Dur juga menunjukkan bahwa mempertanyakan dan meragukan bukanlah tindakan yang salah, asalkan itu dilakukan dengan niat untuk mencari kebenaran.

Dengan demikian, Gus Dur mengajarkan kita untuk tidak takut berpikir di luar kebiasaan atau konvensi yang ada.

Dalam dunia yang sering kali menganggap pemikiran kritis sebagai ancaman, Gus Dur mengajarkan bahwa kebebasan berpikir adalah kunci untuk menemukan solusi bagi masalah-masalah besar di masyarakat.

Menghadapi Tantangan dengan Senyum dan Humor

Mungkin hal yang paling unik dan mengesankan dari Gus Dur adalah cara ia menghadapi tantangan hidup dengan senyuman dan humor.

Meski dalam situasi yang sangat sulit, Gus Dur sering kali mampu membuat orang lain tertawa, bahkan ketika itu terkait dengan masalah yang sangat serius.

Humor Gus Dur bukanlah humor yang berfungsi untuk merendahkan orang lain, tetapi humor yang digunakan untuk menyampaikan pesan moral dan untuk membuat orang berpikir dengan cara yang lebih ringan dan menyenangkan.

Dalam setiap pidatonya, Gus Dur sering kali menggunakan humor untuk mencairkan ketegangan dan memperkenalkan pandangan yang lebih manusiawi terhadap masalah yang dihadapi.

Humor ini juga memperlihatkan bahwa di balik kedalaman pemikiran dan kebijaksanaannya, Gus Dur tetaplah seorang manusia biasa yang mampu melihat sisi lucu dari kehidupan.

Atas hal itu, pelajaran dari sikap ini adalah bahwa humor yang cerdas dan penuh makna dapat menjadi alat yang sangat efektif untuk mengubah cara pandang kita terhadap masalah, sekaligus mengurangi ketegangan dalam komunikasi.

Karena terkadang, kita terlalu serius menghadapi masalah, padahal humor bisa menjadi salah satu jalan keluar untuk melihat sesuatu dengan perspektif yang lebih jernih.

Gus Dur sebagai Teladan yang Abadi

Belajar dari Gus Dur adalah upaya untuk menghidupkan kembali nilai-nilai kemanusiaan yang kini sering kali terabaikan.

Toleransi, kebijaksanaan, ketulusan, kebebasan berpikir, dan kemampuan untuk menghadapi hidup dengan humor adalah pelajaran yang tidak lekang oleh waktu.

Di dunia yang penuh dengan ketegangan dan polarisasi, Gus Dur mengajarkan kita untuk selalu melihat keberagaman sebagai kekuatan, untuk selalu mencari kebenaran dengan pikiran terbuka, dan untuk bertindak dengan hati yang tulus.

Gus Dur adalah contoh bahwa seorang pemimpin sejati bukanlah mereka yang memiliki kekuasaan terbesar, tetapi mereka yang mampu membawa kebaikan bagi banyak orang tanpa mengharapkan balasan.

Sebagai bangsa, kita perlu terus mengingat pelajaran yang ditinggalkan Gus Dur, dan mengupayakan untuk mewujudkan visi yang ia perjuangkan sepanjang hidupnya.

Untuk itu, Haul Gus Dur ke-15 merupakan momen perenungan bagi kita semua betapa pejuang kemanusiaan itu akan selalu hidup tak lekang oleh waktu dan zaman.

Tuhan tidak perlu dibela. Dia sudah Maha Segalanya. Belalah mereka yang diperlakukan tidak adil–Gus Dur

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun