Gus Dur percaya bahwa negara harus hadir sebagai jembatan pemersatu bukan sebagai alat untuk memecah-belah persatuan bangsa.
Mengambil pelajaran dari Gus Dur, kita harus memahami bahwa keberagaman bukanlah masalah yang perlu dihindari, tetapi tantangan yang harus disambut dengan rasa hormat dan pemahaman yang bijaksana.
Di zaman yang penuh dengan ujaran kebencian dan polarisasi, Gus Dur mengajarkan kita untuk selalu melihat sisi manusiawi dari setiap orang tanpa terjebak dalam prasangka atau stereotip.
Toleransi sejati adalah ketika kita mampu menerima orang lain bukan hanya dalam kata-kata, tetapi juga dalam tindakan nyata.
Kebijaksanaan dalam Menghadapi Konflik
Gus Dur dikenal sebagai seorang pemimpin yang bijaksana dalam menghadapi konflik. Dalam perjalanan hidupnya, ia tidak pernah memilih jalan kekerasan atau pembalasan dendam.
Bahkan Gus Dur, ketika dihadapkan dengan ancaman terhadap dirinya, ia tetap menunjukkan ketenangan dan keberanian yang luar biasa.
Keberanian Gus Dur bukan terletak pada kemampuannya untuk melawan musuh dengan kekuatan, tetapi pada kemampuannya untuk memahami akar masalah dan mencari solusi yang lebih manusiawi.
Salah satu contoh nyata adalah ketika Gus Dur memutuskan untuk membuka hubungan diplomatik dengan Israel.
Pada saat itu, banyak pihak yang menentang kebijakan tersebut dengan alasan politik dan ideologis.
Kendati demikian, Gus Dur tetap teguh pada prinsipnya bahwa perdamaian dan dialog lebih penting daripada permusuhan dan konflik yang tiada akhir.