Guru-guru di sekolah memiliki ikatan kekeluargaan yang kuat. Sesama guru ataupun pegawai lainnya saling support dan mengasihi satu sama lain. Pesan singkat (WA) mengenai tawaran untuk memilih Ayam atau Bebek itu terasa lucu. Lama-lama berat badan sayapun sepertinya akan bertambah.Â
Tidak heran dari sekolah lain yang mengikuti kegiatan Kampus Mengajar berpendapat kami sangat beruntung di tempatkan di SDN 29 Mataram. Menanggapi komentar itu, apa yang kami rasakan di Sekoah ini tidaklah seberuntung seperti yang diutarakan melainkan beruntung sekali. Siangnya pun seperti biasa kami makan bersama dengan ayam dan bebek yang sudah disiapkan dalam kotak dan ditaruh di atas meja kantor para guru. Makan lagi, enak lagi.
Dari kebersamaan dan sifat kekeluargaan yang dibangun oleh setiap guru dan warga sekolah yang lain, saya merasa menguntungkan sekali bagi saya untuk belajar dengan nyaman bagaimana metode mengajar dan yang lainnya. Tak jarang dalam kebersamaan kami para guru melontarkan candaan yang mencairkan suasana. Tak mau kalah saya juga beberapa kali menimpali candaan itu dengan candaan pula. Ruang mengenal antara para guru dan kami sebagai tim selalu terbingkai dengan candaan yang membuat sekat yang tadinya begitu terasa perlahan memudar.
Program-program sekolah yang dijalankan dijelaskan oleh beberapa guru sebagai informasi yang mungkin kami butuhkan. Semisal hari senin kegiatan yang berlangsung ada upacara bendera diikuti kegiatan ekstrakulikuler tari pada sore harinya.Â
Hari selasa do'a bersama diikuti ekstrakulikuler pencak silat sorenya. Rabu senam sehat untuk semua kelas sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai, sorenya ada ekstrakuliluler Drumband. Hari kamis ada senam pagi sebelum belajar, hari jumat ada imtaq, penguatan karakter dengan membaca Al-Quran sebelum mendengar tausiah dan terahir hari sabtu ada senam dilanjutkan ekstakulikuler Pramuka sore harinya untuk menciptakan kepribadian yang mandiri dan bertanggung jawab.
Dari obrolan yang berlangsung bersama guru-guru di sekolah, kami dapat memetakan anak-anak memiliki waktu kosong sore harinya di hari kamis dan jumat. Dua hari ini bisa dimanfaatkan apabila ingin mengadakan program tambahan bagi anak-anak. Demikianlah para guru menjelaskannya.
Memiliki waktu kegiatan yang padat membuat kami memiliki pertimbangan jika nanti  membuat program di dua waktu yang kosong itu maka membiarkan siswa terlibat secara suka rela tanpa paksaan, sebagai syarat utamanya, dengan begitu program yang ingin diikuti akan dijalani penuh rasa bahagia tanpa tekanan. Â
Memiliki rasa ketertarikan terhadap suatu program akan menjadi modal yang baik untuk Keberlangsungkan program. Anak-anak yang bersepakat mengikuti program juga tidak akan bermalas-malasan apabila menyukainya sejak awal.
Kegiatan Imtaq yang berlangsung di hari jumat pagi membuat saya memperhatikan setiap anak yang saya jumpai. Ada pemandangan yang tak biasa saya lihat di hari itu. Biasanya setiap anak akan membawa Al quran kecil untuk mempersiapkan dirinya membaca surat yasin yang menjadi rangkaian imtaq, setidaknya hal itu juga yang saya lakukan semenjak duduk di bangku sekolah dasar dulu. Â Para anak dari kelas satu sampai kelas enam membawa buah tangan yang isinya adalah makanan ringan yang dikemas di kotak kecil. Satu anak sampai ada yang membawa dua, tiga sampai empat kotak makanan. Selintas saya berpikir sepertinya memang ini bagian dari program yang sudah ada di sekolah ini sejak dulu.
Setelah membaca suratul Yasin dan mendengarkan tausiah, diadakan makan bersama. Kejadian ini cukup menarik saya lihat. Kesadaran anak-anak berbagi makanan setelah melihat beberapa temannya tidak membawa bekal merupakan bentuk solidaritas kecintaan yang nyata antar sesama. Tak cukup sampai disitu anak-anak meletakkannya juga  di bawah tiang bendera dengan kotak yang di atur sedemikian rupa, ketika saya tanya kenapa ditaruh disana dengan polosnya mereka berucap "untuk ibu guru".Â