Mohon tunggu...
Muhammad Bar
Muhammad Bar Mohon Tunggu... Administrasi - Pelajar

Tulisan di sini semuanya fiktif belaka. Kalau ada yang benar mungkin kebetulan atau mungkin kebenaran yang kebetulan difiktifkan. Budayakan beri nilai dan komentar Mari bersama-sama kita belajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hartaku Kembali dalam Bentuk Lain

1 Oktober 2016   00:08 Diperbarui: 1 Oktober 2016   00:32 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Eh, ini taruh di mana,” Aku menunjukkan resep.

“Ayo sini!” Aku berjalan mengikuti Mas Andi. Menyerahkan kertas di tempat tersebut. Lalu mengisi semacam formulir.

“Tunggu sebentar ya, silahkan duduk dulu.” Suara mbak-mbak itu mengembalikan kami ke kursi tunggu. Hanya sebentar, aku dipanggil. Obat dan surat rujukan yang aku dapat.

“Berapa bayarnya, Mbak?” Tanyaku.

“Lima puluh ribu, Mas.”

Sontak, aku tertegun bingung. Mahal amat. Panik, semua saku aku rogoh dan aku keluarkan isinya. Tetap totalnya tidak menyentuh lima puluh ribu.

“Terima kasih,” suara mbak-mbak kasir.

Aku langsung menoleh. Mas Andi menutup dompetnya, menyelipkan di sakunya.

“Sudah dibayar?” Aku memastikan lagi.

“Sudah,”

“Terima kasih, Mas. Nanti aku ganti.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun