Mohon tunggu...
Muhammad Bar
Muhammad Bar Mohon Tunggu... Administrasi - Pelajar

Tulisan di sini semuanya fiktif belaka. Kalau ada yang benar mungkin kebetulan atau mungkin kebenaran yang kebetulan difiktifkan. Budayakan beri nilai dan komentar Mari bersama-sama kita belajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hartaku Kembali dalam Bentuk Lain

1 Oktober 2016   00:08 Diperbarui: 1 Oktober 2016   00:32 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Ayo-ayo! Aku keluarin motor dulu.”

Aku buru-buru menyetop langkap Mas Andi sekalian berdalih agar tak jadi, “Mas-mas, Makananku bagaimana, Mas? Belum habis. Tidak usah aja, Mas.”

“Buruan dihabisin. Tinggal sedikit kok,” Suruh Mas Andi.

“Tidak bisa makan cepat, Mas. Semua makanan rasanya pahit. Padahal lauknya ayam,” ucapku. Sekarang memang lagi untungnya dapat katering ayam. Boro-boro ayam, seenak apa pun makan kalau lagi sakit ya tidak enak. “Perutku juga tidak enak. Mual, bawaannya ingin muntah.” Tambahku.

“Yaudah, ditinggal saja, dilanjutin nanti habis periksa!” Perintah Mas Andi.

Mungkin aku menyinggung perasaan Mas Andi sebab niat baik menolongnya kutolak mentah-mentah. Mas Andi begitu bersikerasnya ingin menolongku mengantar periksa.  Aku jadi tak segan menolaknya. Sepertinya hanya Mas Andi juga yang peduli denganku. Buktinya ia selalu bertanya penasaran tentang kondisiku. Aku tidak mau menyia-nyiakan pertemanan ini. Aku buru-buru salin.

Aku meninggalkan piringku yang isinya sudah setengah di depan tivi. Berdua, kami menuju ke klinik.

“Mas Andi pernah berobat ke sini?” Tanya sambil menunggu di kursi tunggu klinik setelah mendaftar periksa dengan Mas Andi.

“Pernah, sekali.”

“Sakit apa, Mas, sampai berobat ke sini?”

“Meriang,”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun