"Tapi apa?" tanya ibu muda itu kepadanya setengah ragu. Dalam ingatannya itu Faizal pernah melihat Fitri memakai gelang berwarna emas saat baru tiba di tepi lapangan.Â
Namun ketika ia mengembalikan gadis kecil itu kepada ibundanya bocah ingusan itu tidak lagi melihat Fitri mengenakan gelang yang sama. Lebih tepatnya Faizal tidak melihat apa-apa pada pergelangan tangan Fitri. Perempuan muda beranak satu itu memang tengah mencurigai Faizal yang sedari tadi menjaga buah hatinya. Namun ia tak melihat Faizal menyimpan kebohongan dari wajah lugunya.Â
Lantas ia memutuskan untuk mencari gelang tersebut di antara rumput. Faizal pun ikut membantu mencarikannya. Sementara Fauzan terbengong-bengong melihat peristiwa di depannya itu.
Gelang berwarna emas tak kunjung juga dapat ditemukan. Lambat menit demi menit keadaan menjadi berubah, anak-anak memutuskan untuk berhenti bermain sepak bola. Melihat ibunya Fitri sibuk mengais-ngais rumput mengundang tanya pada kepala orang-orang dewasa yang berlalu lalang di sana.Â
"Kamu tidak melihatnya?" Tanya seorang laki-laki dewasa berusia dua puluh lima tahun kepada salah seorang bocah.
"Dia tadi sudah bilang tidak melihatnya," jawab perempuan muda beranak satu itu sambil melihat ke arah Faizal.
"Maksudku bocah yang ini," Laki-laki itu menunjuk Fauzan.
Fauzan yang sempat terbengong-bengong akhirnya coba ikut campur mencari keberadaan gelang tersebut. Ia lantas memberikan alibi bahwa memang benar bocah ingusan itu sempat melihat Fitri mengenakan gelang berwarna emas.Â
Tapi bagi Fauzan sendiri ingatannya akan gelang tersebut seperti samar-samar. Entah si gadis kecil memakainya atau tidak ia pun masih ragu. Namun seklias samar-samar itu nampak nyata bahwa benar Fitri memang mengenakannya.Â
Fauzan kembali mengingat peristiwa sebelum gadis kecil itu menangis dan ia mendapatkan ingatan kalau si gadis sempat bercanda dengannya. Alibinya sontak membuat perhatian orang-orang termasuk ibunya sendiri. Entah mengapa orang-orang berharap lebih kepada bocah ingusan itu. Bahkan ibunya pun turut menekan Fauzan agar segera mengatakan sesuatu.Â
"Aku tahu!" teriak salah seorang bocah dari tengah lapangan. Sahut Fauzi mencoba memberikan bantuan. Kata tahun yang ia maksud bukan bermakna benar-benar tahu.Â