Mohon tunggu...
Muhamad Yus Yunus
Muhamad Yus Yunus Mohon Tunggu... Seniman - Sastrawan, dan Teaterawan

Lulusan Sarjana Sastra, Prodi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Pamulang. Penulis buku, kumpulan puisi Dukri Petot: Gaya-gayaan, Novel Tidak ada Jalan Pulang Kecuali Pergi, Anak Imaji, dan Sandiwara Kita di dalam atau di Luar Panggung Sama Saja (2020) Guepedia. Pendiri Teater Lonceng, Tangsel. Sekarang menjabat sebagai Redaktur media digital adakreatif.id https://sites.google.com/view/myusyunus

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sebuah Cerpen: Gelang Sakti

26 Maret 2022   10:00 Diperbarui: 9 Maret 2023   07:56 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ia aku melihatnya memakai gelang itu. Tapi aku tidak melihat lagi saat Fitri menangis". Faizal menambahi.

"Lalu kenapa kalian bertengkar," tanya Pak RT kepada kedua bocah malang itu. Mereka pun menceritakan kalau tadi sore itu banyak yang telah terjadi. Sebenarnya Fauzan tengah menyelesaikan urusannya dengan Faizal sebelum gelang itu hilang dan orang-orang datang menggrubunginya. 

Mereka bertiga Fauzan, Faizal dan Fitri bermain dengan imajinasinya. Layaknya pahlawan super yang kepalang sakti, mereka meragakan adegan culik-menculik. Targetnya tentu saja si gadis kecil bernama Fitri. Fauzan yang berlaku sebagai Batman kesatria kegelapan itu berencana menculik Fitri dari gengaman Superman. Faizal enggan memberikan si gadis kepada lawannya sehingga perang dahsyat pun terjadi. 

"Berikan gadis kecil itu," kata Batman.

"Tidak akan aku biarkan kau mengambilnya dariku. Kenapa kamu ingin merebutnya" jawab Superman.

"Karena dia membawa gelang sakti milikku," sahut Batman memberikan serangan. Faizal yang berlaku sebagai Superman melindungi Fitri dari kedua tangan Batman. Kontak fisik pun terjadi dan celakalah Superman yang tak tahan lagi memberikan perlindungan. 

Tubuhnya terdorong pukulan Batman hingga mengenai si gadis kecil yang tengah berlindung di belakangnya. Kedua bocah itu terpental akibat mengadu kekuatan. Si gadis pun terjatuh lalu menangis histeris. Teriakan si gadis membuat kedua bocah ingusan itu kembali menjadi anak-anak biasa. Setelah tersadar dari imajinasinya didapati tubuh Fauzan dan Faizal terduduk kesakitan. 

Kemudian datanglah Fauzi dari tengah lapangan menolong Fitri dalam tangisannya. Faizal yang merasa bertanggung jawab pun ikut menolong si gadis dan membawanya pulang. 

"Jelas itu hanyalah cerita imajinasi dari anak-anak yang tak mengerti apa-apa ini. Mereka masih sangat lugu. Jadi tolong berikan pengertiannya," sahut Pak Rt. menanggapi cerita.

"Tapi mereka merebutkan gelang sakit itu," potong ibundanya Fitri belum terima.

"Gelang itu cuman ada di imajinasi mereka. Tentu itu tidak bisa di jadikan bahan tuduhan," sahut salah seorang pemuda berusia dua puluh lima tahun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun