yang terlindas mobil
ketika meneberang jalan)
"Suaramu tak begitu jelas!"
Ini tentu komunikasi yang amat menjengkelkan. Tak ada yang bisa didengar apalagi dipahami maksudnya karena suara di seberang sana tidak menyertakan kata-kata. Hanya ada suara-suara lain dan itu amat menggangu keberlangsungan komunikasi. Aku berpikr seperti itu.Â
Namun, terlintas juga dalam pikiranku, seseorang yang di seberang sana memang tidak ingin berkata-kata atau tidak bisa berkata-kata karena suara-suara di sekitarnya mengganggunya untuk bicara, atau memang benar berkata-kata hanya saja suara tidak jelas terdengar, sebagaimana baris terakhir yang berbunyi "Suaramu tak begitu jelas!" Komunikasi dalam telepon memang menyajikan dunia serba mungkin yang membuat kita tidak dapat mengetahuinya dengan pasti apa yang sesungguhnya terjadi.
Tiba-tiba kamu yang lain lagi datang: puisi yang ketiga. Aku merasa sedikit lega. Aku mendengar ada percakapan bermakna antara "aku" dengan Narti. Seperti ini mereka berkata-kata melalui telepon:
/3/
"Ya, lantas?"
"Ya, dibawa polisi. Itu lho,
waktu ada bakar-bakaran."
"Oke, lantas?"