Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Matinya Seekor Tikus

15 September 2023   07:30 Diperbarui: 20 September 2023   07:46 483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi matinya seekor tikus (Sumber: via tribunnews.com) 

Penciumannya memandu dia berlari ke bawah meja kaca. Di situ seonggok kentang tersaji untuknya.

"Hmm, makan malam nikmat." Liurnya terbit. Tak perlu menunggu lama. Tikus itu mengerati ujung-ujung lima butir kentang bulat lonjong. 

Sebenarnya dia cukup mengerati sebutir saja. Tapi dia ingin mengejek Poltak, laki tua bangka pemarah itu. 

"Ah, aku perlu mengasah gigi." Tikus itu merapat ke dasar daun pintu penghubung dapur dan taman. Lalu digerogotinya sudut dasar pintu itu.  Hingga giginya tajam lagi.

"Berak, ah." Tikus itu buang hajat di atas meja kaca. Kurang ajar!

Dia melakukan semua itu sebagai pesan untuk Poltak. "Aku sudah turun. Kau di mana?" 

***

Pagi buta, Poltak meradang.  

"Kubunuh kau, tikus busuk!"

Matanya menyala. Panas hatinya menemukan lima butir kentangnya digerogoti, dan sudut dasar pintu dapurnya dikerati tikus sialan itu.

"Hihihi. Besar mulut kau." Tikus itu mencicit, meledek dari atas plafon teras dapur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun