"Poltak! Jangan membunuh!" Berta berteriak mengingatkan dari kamar tidur.
"Kau beruntung, tikus dungu. Istriku welas asih. Baiklah. Aku tak akan membunuhmu."
Pikir Poltak, apa pula hebatnya seorang lelaki tua membunuh seekor tikus yang lekat pada sepapan lem. Itu memalukan. Merendahkan martabat.
"Kau tidak membunuhnya, kan?" Berta minta penegasan saat Poltak masuk kamar lagi dan berbaring di sisinya.
"Tidak, sayang. Aku hanya menindihnya pakai hebel." (eFTe)
Gang Sapi Jaksel, 15.09.2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H