Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

[Poltak #105] Perpisahan di Dermaga Tigaraja [Tamat]

14 Juli 2023   13:43 Diperbarui: 14 Juli 2023   15:44 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Mari, masuk, adik.”

Frater Ambrosius yang ramah itu mengantar Poltak ke ruang ujian. Di situ sudah hadir lima orang anak lain.  Mereka berasal dari stasi lain di wilayah Paroki Parapat.  Karena itu Poltak tak kenal seorangpun.

“Kita tunggu teman, empat orang lagi, ya.” Frater Ambroisus minta permakluman.

Ujian dimulai tepat pukul 10.00 WIB.  Saat semua peserta telah hadir, sepuluh orang.

Mata pelajaran yang diujikan hanya tiga. Bahasa Indonesia, Berhitung, dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Bagi Poltak, soal-soal ujian masuk seminari itu kurang-lebih serupa dengan soal-soal ulangan akhir sekolah yang telah dilaluinya. Karena itu dia yakin bisa lulus masuk seminari, seperti dirinya juga bisa lulus dari Sekolah Dasar. Tapi nilainya mungkin tak sebagus hasil ujian akhir sekolah.  Sebab dia lupa minum limun tadi pagi.

Poltak menyelesaikan ujian tepat waktu. 

“Frater, apakah aku boleh langsung pulang?” tanya Poltak kepada Frater Ambrosius saat mengumpulkan berkas ujian.

“Jangan, kita makan siang dulu, Poltak.”  Frater Ambrosius menawarkan makan siang.

“Eh, makanan para pastor dan frater pasti enak,” pikir Poltak.  Dia ingin juga mencicipi makanan para hamba Tuhan itu.

Tapi wajah Berta mendadak muncul di layar benaknya.  Dia ingat janjinya mengantar Berta naik ke kapal.  Takada yang lebih penting dari itu.  Apalagi hanya sekadar makanan para pastor dan frater.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun