Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

[Poltak #104] Hari-Hari Terakhir di Sekolah

13 Juli 2023   15:40 Diperbarui: 13 Juli 2023   15:42 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Anak-anak, pagi ini Pak Rapolo, Penilik Sekolah dari Parapat hadir di tengah-tengah kita.  Beliau akan mengumumkan kelulusan murid-murid kelas enam tahun ini.  Silahkan, Pak Penilik."

Giliran Pak Rapolo berbicara.  "Mauliate, Pak Kepala Sekolah. Anak-anak, bapak pagi ini membawa kabar gembira untuk kalian."

Diam sejenak, tarik nafas. 

"Dengan ini bapak umumkan, seluruhnya, delapanbelas orang murid kelas enam Sekolah Dasar Hutabolon dinyatakan lulus!" Senyum Pak Rapolo tambah lebar, tampak puas.

Tepuk tangan dan tempik-sorak suka-cita bergemuruh dari barisan murid-murid.  Juga dari barisan guru-guru.  Semua gembira, terutama murid-murid kelas enam, Guru Arsenius, dan Guru Henok. 

Kelulusan murid-murid kelas enam itu adalah pertaruhan reputasi Guru Arsenius. Kalau sampai ada murid yang tak lulus, maka dialah yang paling kalang-kabut.  Sebab harus menjelaskan duduk perkaranya kepada kepala sekolah dan orangtua murid.

Penjelasan kepada orangtua murid itu sangat penting. Bila tidak, bisa-bisa anak yang tak lulus itu hajap dilecuti bapaknya karena dianggap bikin malu.

"Ada kabar yang lebih menggembirakan lagi," kata Pak Rapolo, setelah tepuk tangan dan tempik-sorak mereda.

Semua guru dan murid diam, siap mendengar.  Semua mata tertuju kepada Pak Rapolo, dengan rasa ingin tahu.

"Lulusan dengan total nilai tertinggi sekecamatan Parapat ada di sekolah ini. Dia adalah ...."  Pak Rapolo menahan kalimatnya.  Guru-guru dan murid-murid menahan napas.

"Poltak!" teriak Pak Rapolo sambil bertepuk tangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun