"Betul, Gurunami."
"Mengapa begitu, Poltak."
"Sebab limun bikin otak jadi encer, Gurunami."
"Ingusmulah encer, Poltak. Â Sudah, terserah kau sajalah," kata Guru Arsenius menutup percakapan yang tak masuk di akalnya itu.
Guru Arsenius tak tahu-menahu tentang khasiat limun selain penawar dahaga. Bagi Poltak limun tak sesederhana itu. Â Baginya limun adalah obat segala jenis penyakit dan kebodohan. Â Minum limun dapat menyegarkan tubuh dan melancarkan pikiran. Poltak sudah membuktikannya sendiri.
Selama dua minggu belajar untuk persiapan ujian akhir, Poltak menghabiskan dua botol limun. Setiap malam sebelum belajar, dia minum dulu dua teguk. Dengan cara itu dua botol limun cukuplah untuk empatbelas malam.
Minggu ujian akhir di SD Hutabolon berlangsung lima hari. Â Dari Senin sampai Jumat, satu mata pelajaran tiap hari.Â
Ulangan diasakan selama dua jam pertama waktu belajar di pagi hari. Â Saat kondisi tubuh dan pikiran masih segar.Â
Tiap kali selesai ujian Guru Arsenius menjelaskan ulang bahan-bahan pelajaran untuk persiapan ujian besok harinya.  Hal itu sangat membantu murid-murid menentukan apa yang harus dipelajari mendalam, apa yang cukup sekali baca, dan  apa yang boleh dilewatkan saja.
"Anak-anak, dilarang menyontek." Begitu peringatan dari Guru Arsenius.
Larangan yang percuma sebenarnya. Â Sebab takada sama sekali kesempatan menyontek. Soalnya ulangan diawasi dua orang guru senior, Guru Arsenius dan Guru Gayus.Â