Karena itu untuk ujian vak Agama, murid-murid kelas enam hanya bisa berdoa kepada Tuhan. Â Semoga saat ulangan nanti Dia berkenan mengutus Roh Kudus-Nya, lalu teranglah pikiran mereka.Â
"Pelajarilah semua catatan dan buku bacaan selama kelas enam." Â Begitu nasihat Guru Arsenius.Â
Delapanbelas murid kelas enam lalu berjibaku dalam dua minggu. Setiap malam mereka belajar dengan cara masing-masing di rumah. Hanya diterangi oleh lampu semprong atau lampu teplok.
Kendati menjelang ujian akhir sekolah, takada yang berubah dari kegiatan harian murid-murid kelas enam. Masuk sekolah seperti biasa. Pulang sekolah tetap membantu orangtua bekerja. Belajar untuk persiapan ujian hanya bisa dilakukan pada malam hari.
"Anak-anak, sudah siap untuk ulangan mulai Senin depan?" tanya Guru Arsenius pada hari Sabtu, dua hari sebelum minggu ulangan.
"Siap, Gurunami!" jawab murid-muridnya serentak.
"Berta! Bagaimana caramu menyiapkan diri?"
"Berdoa setiap mau belajar, Gurunami."
"Bagus! Â Kau, Poltak?"
 "Minum limun sebelum belajar, Gurunami."
"Minum limun?" Â Guru Arsenius terheran-heran. Baru dengar dia hal aneh seperti itu.