"Bah, apanya maksudmu, Poltak!"
"Bercanda. Sudah, kita tidur saja."
Poltak memejamkan mata sambil mengingat pembicaraan tadi siang dengan nenek-nenek yang kini sudah tidur di sampingnya.
"Aku punya cucu. Cantik kalipun. Kurasa kalian berdua cocoklah itu."
"Bah, ompung, maunya cucu ompung itu sama aku?"
"Bah, pasti maulah dia itu. Datanglah kau amang ke kampung kita di Medan Tembung. Biar ompung kenalkan ke cucu ompung, ya."
"Olo, ompung. Mudah-mudahan ada hari yang baik. Kalau jodoh, tak lari ke mana."
Cuplikan pembicaraan itu alasan Poltak mengatakan untuk cari jodoh lebih baik mendekati nenek-nenek di kapal. Bukan mengejar-ngejar anak gadis. Itu bikin capek hati dan badan. Â
***
Rabu pagi tiba. Kapal akan berlabuh di Belawan. Pelayaran akan usai.
Tapi tak secepat yang dipikirkan Poltak. Kapal baru mendekati pelabuhan menjelang tengah hari. Mula-mula hanya tampak garis pantai. Lalu berangsur-angsur terlihat siluet gedung-gedung. Sampai kemudian pelabuhan tampak jelas.