Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Pengalaman Pertama Naik Kapal Laut

22 Agustus 2022   07:32 Diperbarui: 22 Agustus 2022   13:16 2009
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi naik kapal laut (Foto: antaranews.com)

Inilah malam pertama tidur di kapal laut bagi Poltak. Apapun itu, malam pertama selalu mendebarkan. Tak perduli kamu bukan lagi perjaka atau perawan.

Bagi Poltak, malam pertama tidur di dek kapal menjadi mendebarkan karena itu untuk pertama kalinya, setelah dewasa, dia tidur disamping nenek-nenek. Masalahnya dia lasak saat tidur. Sehingga khawatir terjadi sesuatu yang tak pantas.

Bagaimana, coba, kalau tanpa sadar dia berguling, tahu-tahu sudah tidur memeluk nenek-nenek di sisinya. Itu kan gak pantas banget. Pantasnya Poltak memeluk gadis manis, kan.

Tapi untunglah malam pertama berlalu dengan mulus. Tak ada yang aneh-aneh kecuali bunyi orang-orang ngorok bersahut-sahutan. Anggap iru sebagai ganti bunyi jangkriklah.  

Pagi-pagi buta, Poltak sudah bangun untuk menikmati matahari terbit. Dia naik ke lantai teratas, lalu olahraga jalan kaki mengelilingi kapal. Lumayan jaraknya untuk sepuluh putaran.

Langit di ufuk timur memerah tanda sang surya akan mengintip bumi. Tak lama kemudian pancaran sinarnya menerpa jutaan punggung gelombang air laut. Menyajikan pemandangan hamparan emas berkilauan sejauh mata memandang. Indah, indah sekali. 

Selanjutnya adalah sarapan pagi. Beli sepotong roti dan segelas kopi di kedai kapal. Harganya dua kali lipat harga darat. Okelah. Apapun jadi  masuk akal di tengah lautan.

Poltak menghabiskan hari mengeksplor badan kapal "Kambuna". Naik-turun lantai, lalu berkeliling. Berdiri sandar di pagar kapal, menikmati pemandangan lautan dan langit luas. Satu kali dia menyaksikan ikan-ikan terbang berlompatan mengikuti kapal. Kali lain menikmati koreografi awan di langit, dari awan putih berarak ceria sampai awan hitam bergulung horor.

Lundu temannya memilih jalan sendiri, keliling kapal mencari jodoh. Katanya, "Apalah jawabku nanti, kalau ibuku tanya sudah punya pacar, belum." Betul juga alasannya.  Tapi cari jodoh di atas kapal laut? Pertemuan cinta Jake dan Rose di atas kapal "Titanic" tahun 1912 hanyalah khayal sutradara James Cameron.

Malamnya Lundu terbaring lesu di tempat tidurnya. Lelah sepanjang hari berburu jodoh tanpa hasil.  "Kasihan," pikir Poltak, "Ternyata modal gelar sarjana tak guna untuk cari jodoh di atas kapal laut."

 "Lebih baik kau dekati nenek-nenek kalau mau cari jodoh, Lundu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun