Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Pengalaman Pertama Naik Kapal Laut

22 Agustus 2022   07:32 Diperbarui: 22 Agustus 2022   13:16 2009
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi naik kapal laut (Foto: antaranews.com)

Terompet kapal berbunyi. Tanda kapal akan mengawali pelayarannya menuju pelabuhan Belawan, Medan. 

Poltak bergegas menuju buritan. Di sana sudah banyak penumpang berdiri melambaikan tangan ke arah para pengantar yang juga melambai dari terminal. Poltak ikut pula melambaikan tangan. Entah melambai ke siapa. Sebab tak ada seorangpun yang mengantarnya.

Kapal perlahan ditunda menjauh dari pelabuhan. Lalu berlayar sendiri semakin jauh meninggalkan Jakarta. Gedung-gedung di pelabuhan dan Jakarta perlahan-lahan menghilang dari pandangan Poltak.

"Terbukti, bumi memang bulat," gumamnya.

***

Pengalaman pertama naik kapal laut telah dimulai. Berlayar dari pelabuhan Tanjung Priok, mengarungi Laut Jawa, masuk ke Selat Bangka, lalu ke perairan Kepri, dan akhirnya ke Selat Malaka, sebelum nanti berlabuh di Belawan.

Jam makan malam diumumkan lewat pengeras suara. Para penumpang bergegas ke ruang makan. Tak ketinggalan Poltak dan Lundu. 

Penumpang harus antri mengambil makanan. Mirip antrian makan tahanan dalam film-film Hollywood. Menunya nasi, sayur, dan ikan laut. Itu saja.

Seperti itulah makanan untuk penumpang kelas ekknomi atau dek. Makan malam hari Senin begitu. Makan siang dan malam hari Selasa begitu juga. Kebayang kalau seseorang berlayar seminggu dari Belawan ke Bitung. Setiap hari menunya begitu, tiba di Bitung mungkin sudah bersisik dia. 

Selepas makan malam, Poltak mandi. Dunianya terbalik. Harus begitu. Kalau mandi sebelum makan malam, antrian terlalu panjang. Bisa-bisa ruang makan sudah tutup sementara acara mandi masih tahap sabunan.

Setelah menikmati langit malam berhias sabuk Bima Sakti dari buritan, dan berhasil mengidentifikasi rasi bintang Waluku dan Biduk, Poltak kembali ke dek, bersiap untuk tidur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun