Apa jadinya suatu kelas bila guru dan seluruh murid, kecuali satu orang, dicekam rasa takut? Kelas akan dikuasai satu orang yang tak takut itu.Â
Itulah yang terjadi di kelas enam SD Hutabolon pada Senin pagi itu. Poltak, satu-satunya orang tak takut, menguasai kelas enam. Dia layaknya seorang teroris kecil yang menyandera guru dan murid  satu kelas dengan senjata ular di tangan.Â
"Ini ular pelangi, reptil atau hewan melata. Dinamai begiitu karena kulitnya berpendar macam pelangi saat kena sinar matahari. "Â
Sembari menjelaskan soal ular, Poltak berjalan ke arah bangku Jonder. Â Seolah-olah dia seorang guru yang sedang mengajar. Gaya itu ditirunya dari gaya Pastor Silverius saat mengajarkan Sakramen Ekaristi di Sekolah Minggu.
"Jenis ular ini," lanjut Poltak, "tidak berbisa. Tapi jago menggigit," tegasnya sambil tiba-tiba menyorongkan kepala ular di tangannya persis ke depan hidung Jonder.
"Agoi!" Jonter berteriak keras.Â
Badannya tersentak menghindar ke samping. Hilang keseimbangan, lalu rubuh ke lantai, membawa serta Gomgom yang duduk disampingnya.
"Bodat! Kurangajar! Awas kau, Poltak!" Â Jonder mengumpat, marah-marah.
"Jonder! Jaga mulutmu!" tegur Guru Arsenius, keras.
"Olo, Gurunami. Poltak menakuti aku."
"Poltak! Tak usahlah kau banyak gaya. Teruskan penjelasanmu!"