Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

KAMI, PKI, dan Don Quixote de la Opositor

4 Oktober 2021   06:02 Diperbarui: 4 Oktober 2021   16:10 940
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Begitulah. KAMI berusaha meyakinkan Jokowi bahwa masalah utama saat ini adalah kebangkitan neo-komunisme/PKI gaya baru yang mengacam antara lain umat Islam. Itu klaim KAMI untuk menegasi upaya Presiden Jokowi membersihkan bangsa dan negara dari anasir-anasir anti-Pancasila/UUD 1945/NKRI. Khususnya anasir khilafah dan terorisme berbasis agama.

Kendati tidak bisa membuktikan keberadaan neo-komunisme/PKI gaya baru itu, KAMI ngotot itu adalah fakta. Lalu menuntut Jokowi untuk memberantasnya.

Begitulah argumen "manusia jerami". KAMI sendirilah yang menciptakan isu kebangkitan neo-komunisme/PKI gaya baru itu. Lalu KAMI pula yang heboh mengecamnya dan menuntut pemerintah untuk memeranginya.

Pembuktian Cacat Logika

Sebenarnya, dalam suratnya, KAMI berupaya mengajukan sejumlah bukti kebangkitan neo-komunisme/PKI gaya baru.  

Tapi pembuktian itu cacat logika  karena, pertama, tak ada pendefinisian tentang neo-komunisme/PKI gaya baru sehingga, kedua, bukti-bukti yang dimajukan cenderung jatuh menjadi argumen ad hominem.

Soal pendefinisian, mengapa tidak merujuk misalnya pada  pengertian neo-komunisme menurut apa yang berkembang dan dipahami di Eropa tahun 1970-an sampai 1980-an. (lihat: Wikipedia.org).

Di Eropa neo-komunisme dipahami sebagai teori dan praktek transformasi sosial ala komunisme yang lebih relevan untuk konteks sosial, ekonomi, dan politik kontemporer di Eropa Barat. Dikatakan, neo-komunisme itu mengakomodasi demokrasi dan, karena itu, menolak komunisme ala Uni Soviet dan Partai Komunis Uni Soviet.

Seorang neo-komunis karena itu adalah pendukung atau penganut faham neo-komunisme. Dia lazimnya juga adalah anggota atau pendukung suatu organisasi yang mengusung idiologi neo-komunisme itu. (lihat: Lexico Oxford).

Definisi neo-komunisne itu menunjuk pada kehadiran empat unsur pokok. 

Pertama, idiologi: ada idiologi neo-komunisme yang mengakomodasi prinsip demokrasi, bertolak belakang dengan komunisme Uni Soviet yang oligarkis.

Kedua, organisasi: ada partai politik atau organisasi sosial yang mengusung idiologi neo-komunis. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun