Mobilitas fisik hanya dimungkinkan antar daerah Jabodetabek. Itupun terbatas untuk warga ber-e-KTP DKI Jakarta. Â Pemegang e-KTP non-Jakarta, berarti termasuk kelompok migran sirkuler, dilarang keluar-masuk Jakarta.
Untuk menegakkan Pergub itu, Anies sudah menyiapkan 49 titik pemeriksaan (check point) di batas kota. Â Orang-orang yang dulu dibolehkan Jokowi untuk "pulang kampung" akan dicegat di sana. Demikian pula dengan arus-balik para "pemudik liar". Â Tidak boleh masuk Jakarta. Sampai status pandemi Covid-19 sebagai bencana non-alam nasional dicabut.
Begitulah. Dengan Pergub 47/2020 itu Anies telah menunaikan tekadnya melarang orang keluar-masuk Jakarta. Persis seperti telah dikatakannya kepada James Massola, wartawan The Sidney Morning Herald. (6)
Dua Cerita Keras Kepala
Keras kepala itu "kepala batu". Gak bisa dibilangin. Semaunya sendiri. Â
Nah, di masa pandemi Covid-19 ini banyak cerita "kepala batu". Â Gak mau ikut protokol PSBB. Â Ngeyelan.
Berikut ini dua di antaranya.
Cerita Orang Tambora. Ini kasus "kepala batu" Pak O, seorang warga Tambora, Jakarta Barat. Pak O itu bukan warga biasa. Â Dia tokoh masyarakat. Selain Ketua RW, dia juga imam salat di mushola Baitul Muslimin di kampungnya.
Berdasar hasil test SWAB di Puskesmas Kelurahan Jembatan Besi, tanggal 8 Mei 2020 Pak O dinyatakan positif Covid-19. Tanggal 9 Mei petugas kelurahan dan Puskesmas datang untuk mengevakuasi Pak O ke Rumah Sakit. Tapi dia menolak dengan alasan, "Ini cuma gejala tifus."
Cilakanya, Pak O tidak mengisolasi diri. Tapi tetap aktif keluar. Â Antara lain menjadi imam shalat tarawih di mushola Baitul Muslimin tanggal 7, 8 dan 9 Mei. Â Jamaahnya ada 28 orang, sebagian tak pakai masker.
Akhir cerita, petugas kelurahan dan Puskesmas berhasil mengevakuasi Pak O ke RSUD Tarakan pada 10 Mei 2020. Â Sementara 28 orang jamaah Baitul Muslimin dinyatakan berstatus ODP. Mereka harus isolasi mandiri 14 hari. (7,8)
Cerita Orang Madura. Ini cerita "kepala batu" 8 orang migran Jakarta asal Madura. Di Jakarta mereka cari nafkah sebagai pedagang beras.