Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Anies Menjegal Jokowi di Batas Kota

18 Mei 2020   05:21 Diperbarui: 18 Mei 2020   09:41 4961
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kekompakan Jokowi dan Anies Baswedan (Foto: tempo.com/antara)

Dengan mutu PSBB seperti itu, pantaslah Anies pesimis pandemi  Covid-19 mereda di Jakarta Juni atau Juli ini. Itu sebabnya larangan keluar/masuk Jakarta tak punya batas waktu yang tegas.  Pokoknya jegal terus di batas kota.

dan Pemenangnya adalah ...
Sejauh ini pemenang di Jakarta masih Covid-19. Tapi ada titik harapan Jokowi akan tampil sebagai "pemenang".  Melalui penerapan strategi "hidup berdamai dengan Covid-19".  Ditandai dengan pelonggaran PSBB secara bertahap.

Akan halnya Anies, sejah ini masih sibuk "menjegal Jokowi".  Gubernur satu ini, meminjam tamsil Isaiah Berlin, masih tetap seperti "rase yang surplus ide tapi minus capaian".  Masih sibuk memerangi Covid-19. Sementara warganya sibuk keras kepala abai protokol PSBB. Juga sibuk ngakali larangan keluar/masuk Jakarta.

Tapi begini saja.  Dalam konteks penangan Covid-19,  ibaratkan Jakarta itu "tempurung" dan Indonesia "belanga". Mungkinkah "penguasa tempurung" mengatasi "penguasa belanga"? Nyaris mustahil. Yang ada "tempurung" berisiko jadi episentrum Covid-19 berkelanjutan". Warga Jakarta lalu kelojotan terus.

Indonesia harus menang! Maka Anies juga harus membawa Jakarta ke meja "perdamaian dengan Covid-19".  

Pelonggaran PSBB itu "trade-off" kesehatan dan ekonomi.  Percuma bebas Covid-19 tapi busung lapar karena ekonomi ambruk. Mati karena Covid-19 itu memilukan. Tapi mati karena busung lapar itu memalukan.

Jadi, demi suksesnya "hidup berdamai dengan Covid-19",  presiden dan gubernur berhenti dululah main "jegal daku kau kutebas".  Lebih baik kompak bermain galasin melawan Covid-19.  Ini namanya mengatasi pandemi dengan gembira.  

Ya, gembira. Sebab rakyat gembira adalah kunci "kemenangan" dalam mengatasi Covid-19. Sedangjan rakyat yang takut dan lapar adalah kunci revolusi.

Emangnye siape sih nyang demen revolusi di mari?(*)
 

Rujukan:
(1)    "Jokowi resmi melarang mudik, Kemenhub siapkan aturan detailnya", tempo.com, 21/04/2020.  
(2)    Permenhub RI Nomor 25 Tahun 2020 tentang Pengendalian Transportasi Selama Masa Mudik Idul Fitri Tahun 1441 Hijriah dalam Rangka Pencegahan Penyebaran COVID-19.
(3)    Pergub Provinsi DKI Jakarta  Nomor 47 Tahun 2020 tentang Pembatasan Kegiatan Experian Keluar dan/atau Masuk Provinsi DKI Jakarta dalam Upaya Pencegahan Penyebaran Covid-19.
(4)    "Larangan warga Jakarta tak boleh keluar Jabodetabek berlaku sejak 14 Mei", kompas.com, 15/05/2020.
(5)    "13 pertanyaan dan jawaban seputar Pergub keluar masuk Jakarta", kompas.com, 16/05/2020.
(6)    "Not allowed to do testing: govetnor days Jakarta was tracking COVID-19 cases in January", The Sidney Morning Herald, 07/05/2020.
(7)    "Imam salat tarawih di Tambora positif corona, jemaah jadi ODP", kompas.com, 14/05/2020.
(8)    "28 warga Tambora jadi ODP gegara imam musala positif COVID nekat pimpin tarawih", detik.com, 13/05/2020.
(9)    "Mau ke Madura, 8 Pemudik dari Jakarta sembunyi dalam mobil di atas truk derek", kompas.com, 15/05/2020.
(10)    "Rela sewa truk towing Rp 6 juta untuk mudik, tapi kepergok polisi di Ngawi", tribunnews.com, 15/05/2020.
(11)    Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2020 (13/4/2020) tentang Penetapan Bencana Nonalam Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) sebagai Bencana Nasional.  
 
 
 
 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun