"Gampang! Besok kan hari Minggu ada acara kondangan di dekat rumah pak Kades. Nah, kita bisa cari dia di sana. Bawa ke tempat yang sepi, ajak kenalan," celetuk Miko.
Aku bertepuk tangan bangga pada Miko. Bagus sekali, rasanya tak sabar menunggu hari esok. Keyakinan di hatiku seketika tumbuh, akankah aku akhirnya melepas masa lajangku? Tak apa dapat gadis desa, justru ini istimewa.
"Nggak sabar gue ganti bio sosmed," ucapku bangga, tetapi terkikik setelahnya.
"Pede banget si Dugong. Belum tentu dia mau sama elu," ucap Alex menyindir. Walau perhatiannya sedari tadi pada laptop, tetapi serius mendengarkan celotehanku dengan Miko.
"Ganteng gini. Mana ada cewek yang nggak suka cowok ganteng. Si ganteng aja ada yang suka sama ganteng," ucapku asal.
"Jangan ubah genre, Nyet. Mending lu diem nunggu dikasih makan sama Saidah," ujar Miko ringan sekali menghina temannya.
***
Aku sudah siap dengan kemeja putih dan celana jeans denim. Niat cuma KKN, jadi tak menyiapkan sama sekali bakal mengikuti acara kondangan begini. Makanya memakai baju yang ada saja, kira-kira cocok dengan acara kondangan.
Aku keluar kamar, hanya ada Miko yang sedang mengikat tali sepatunya. Mungkin yang lainnya sudah duluan. Maklumlah, malam tadi aku begadang sampai pukul 2 malam. Tak tahu Miko kenapa baru siap-siap.
"Yang lain udah pada berangkat, Mik?" tanyaku pada Miko.
"Sudah. Gue tadi ke toilet dulu, makanya baru aja mau berangkat. Kalau enggak mah, lo berangkat sendirian."