Mohon tunggu...
Mona Cim
Mona Cim Mohon Tunggu... Administrasi - Admin

Aku suka sekali menulis dan mendengar musik. Dua hal yang nyaris tak pernah aku lewatkan setiap harinya. Aku aktif menulis di berbagai plaform dengan nama akun @mona_cim. Aku juga giat mengikuti berbagai event kepenulisan.

Selanjutnya

Tutup

Kkn

Kembang Desa Buatku Trauma

30 Juni 2024   12:40 Diperbarui: 30 Juni 2024   12:40 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KKN. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Di perjalanan menuju ke rumah, tak sengaja aku bertemu dengan seorang gadis manis bertubuh tegap, kulit kuning langsat, dan alis yang tebal. Wah, cantik sekali pikirku. Mungkinkah ini yang disebut kembang desa? Eh, omong-omong aku jadi malu membawa sebuah ember hitam berisi pakaianku yang tadi dicuci. Lekas aku menyembunyikan ember itu di belakang badan, begitu kami hampir berpapasan.

Aku memasang wajah ramah sambil perlahan melirik ke arahnya. Masya Allah ... dia tersenyum tipis. Walau langkahku terus berlanjut, tetapi kepalaku berputar 90 derajat ke belakang saking kagumnya dengan gadis itu.

"MEOWWGHHH!"

"Ayam! Ayam! Eh---" Kaget sekali aku. Suara histeris kucing itu membuat jantungku semakin berdebar. Ternyata aku tak sengaja menginjak buntutnya. Boleh tidak aku salahkan kembang desa itu? Dia yang membuatku menjadi orang bersalah di sini.

"Jalan yang bener dong, Mas. Keinjek deh kucing saya," komentar seorang remaja laki-laki yang sedang meraup tubuh kucing putih itu untuk ia gendong.

"Maaf, Dek. Nggak sengaja."

"Mas tadi kepalanya ke belakang. Makanya nggak liat jalan dengan benar. Untung Ujang gapapa. Baru juga sembuh dari tabrak lari," celoteh remaja itu dengan bibir yang cemberut.

"Y-ya maaf. Habisnya tadi gue liat cewek cantik bener," sahutku merasa bersalah. "Eh, lo tau nggak cewek tadi namanya siapa? Kembang desa sini?" tanyaku lagi dengan rada rendah.

Remaja itu melihat ke arah gadis cantik tadi yang sudah berjalan cukup jauh. Ia terlihat canggung, tangannya menggaruk kepala yang aku yakin tak terasa gatal. Persis seperti kondisi orang yang tak nyaman untuk menanggapi sesuatu.

"I-itu ... ck, jangan deh, Mas. Jangan coba-coba Mas incer dia. Dia nggak cocok buat, Mas."

Aku mengernyit bingung. "Emang kenapa? Dia sudah punya pacar 'kah? Atau lo lagi yang suka sama dia. Masih kecil, Dek. Lu cocoknya jadi adek gue aja." Aku terkekeh geli mengucapkan hal itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kkn Selengkapnya
Lihat Kkn Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun