"Aku telah menemukan cinta sejatiku."
"Benarkah?" Aku senang mendengarnya. Zie sudah bisa move on dengan mantannya yang lama.
"Manda, apakah kau tau siapa pria yang aku sukai?" Tanya Zie kapadaku. Kedua tangannya mengepal kedua pundakku.
"Pasti Rehan." Aku menebak.
Zie menggelengkan kepala.
"Adit." Tebakku kedua kalinya.
"Ayolah Manda, kau kurang peka pada sahabatmu ini."
Aku termenung, mencerna pria tipe Zie.
"Pria itu adalah Daniel." Bisik Zie di telingaku.
Refleks wajahku memucat menjadi datar dan mataku tercengang. Rasanya seakan-akan hati ini mendidih, meletup-letup saat mendengar kenyataan ini. Di satu sisi aku menyukai Daniel, di sisi lain Zie adalah sahabatku sejak kecil. Kalau aku memilih Daniel, maka aku harus mengakhiri persahabatan ini. Tapi kalau aku pilih Zie, maka aku harus merelakan Daniel bahagia bersamanya.
"Manda, kenapa kau bengong?" Zie melepaskan kedua tangannya dari pundakku. "Apa kau tidak senang mendengarnya?"