"Hhh." Aku mengernyit, memalingkan wajah darinya.
Hari ini adalah hari paling mengenaskan dalam hidupku, setelah melalui semua kejadian tadi. Bahkan saat pulang sekolah, hatiku masih kocar-kacir.
"Manda..." Itu suara Daniel.
Aku percepat langkahku, sebisa mungkin untuk tidak melihat wajahnya. Namun, kecepatanku tidak ada apa-apanya bagi Daniel. Ia berhasil menyalipku dan menghalangi jalanku.
"Manda, ada apa denganmu? Kau tidak seperti biasanya?" Tanya Daniel cemas. Daniel memegangi kedua pundakku, tapi aku langsung menepisnya.
"Daniel, tolong jangan temui aku lagi!"
Daniel mencekal erat tangan kananku. "Kau akan pulang bersamaku."
Aku mencoba menepisnya, tapi tidak bisa. Tiba-tiba Rehan datang dan mencekal tangan kiriku. "Tidak! Dia hanya akan pulang bersamaku."
"Hei, kau siapa?" Tanya Daniel membentak.
"Kau yang siapa?" Rehan bertanya balik.
Mereka berdua saling menarik-narik tanganku. Seolah-olah aku mainan yang diperebutkan oleh dua anak kecil yang sedang bertengkar.