Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Tak Semua Orang Bisa Dikibuli

19 Juli 2015   15:18 Diperbarui: 19 Juli 2015   15:18 1008
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

“Dia menuntut kebaikan yang dilakukan secara ikhlas.”

“Kok dia tahu?”

“Entahlah.  Mungkin malaikat kaliii.”

“Masa malaikat pakai sms.  Emang malaikat punya HP?”

“Iya, sih.”

Hingga lima hari kemudian, tak ada satu pun sms datang.  Mungkin orang itu bosan.  Mungkin juga orang itu memang sedang memberi kesempatan kepada Villa untuk melakukan satu kebaikan.  Ya, hanya satu kebaikan.  Bukan kebaikan yang dipaksakan.  Tapi kebaikan yang tulus.

Villa memang tahu.  Tahu kalau dirinya memang belum pernah melakukan satu kebaikan yang tulus.  Villa lebih sering menuntut orang lain untuk melakukan apa yang dimauinya.  Jangan tanya pada Bibi.  Orang yang lebih sering dibentak Villa daripada dihargai karena telah banyak membantu Villa dalam seluruh hidupnya.  Bibi sudah ada di rumah Villa sebelum Villa lahir.  Selama ini, Bibi selalu menuruti apa pun yang dimaui Villa.  Bahkan sesuatu yang kadang tak masuk akal.

Mungkin permohonan maaf pada Bibi inilah yang dimaksud oleh sms itu.  Villa keluar kamar.  Tak ada tujuan lain kecuali menuju kamar Bibi di belakang.  Kamar itu tertutup rapat.  Villa berhenti tepat di depan pintu Bibi.  Ragu.  Tangannya seakan terpaku sebelum sampai mengetuk pintu yang lebih sering ditendangnya itu.

“Kok sepi?” kata hati Villa.

Villa pun berbalik.  Tapi pada saat bersamaan, pintu kamar Bibi berdecit.  Ada yang membuka pintu itu.  Villa berjingkat menuju ke balik kulkas.  Tak ada yang keluar.  Pintu itu hanya terbuka sedikit.

“Iya, iya....” ada suara bibi di kamarnya yang terdengar samar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun