Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Tak Seperti yang Disangka

8 Juli 2015   08:04 Diperbarui: 8 Juli 2015   08:04 497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dwi pun berjalan beriringan dengan Rio.  Untuk pertama kalinya.  Sayang.  Sangat disayangkan.  Kelas Rio ada di paling depan.  Sehingga Dwi harus sendiri lagi menuju kelasnya.  Coba kalau kelas Rio ada di paling ujung.  Dwi pasti akan pura-pura lupa.  Terus mengiringi jalan Rio sampai di kelasnya.

"Ehm!  Ehm!" suara Sabrina.  Sabrina rupa-rupanya terus mengikuti Dwi.

Dwi tahu.  Tahu sekali.  Pasti itu sebuah ledekan.  Biarlah.  Dwi tak peduli.  Hati Dwi terlalu bahagia untuk hanya sekedar meladeni ledekan Sabrina.  Dwi terus tersenyum.  Senang.  Bangga.  Bercampur baur dalam hatinya.

Setelah peristiwa itu. 

Ya, betul.   Betul sekali.  Setelah peristiwa pagi itu, Dwi berubah sikap.  Yang tadinya begitu baik dan selalu membantu ibunya sebelum ibunya menyuruh, sekarang tak lagi.  Bahkan saat ibunya berteriak pun, Dwi masih belum mau beranjak.  Dwi diam.  Dan selalu diam.  Sambil mendekap kemalasan.

Bukan.  Sebetulnya bukan kemalasan biasa.  Dwi seperti orang yang dendam.  Dendam kepada dirinya.  Yang hidup dalam lilitan kemiskinan.

***

"Nanti ada acara, Dwi?" tanya Sabrina saat jam istirahat.

Akhir-akhir ini Sabrina memang merasakan.  Merasakan ada sesuatu yang berbeda.  Sebuah perubahan.  Yang dialami sahabat baiknya itu.  Dwi tak lagi ceria. Dwi tak lagi mau bercanda.  Dwi lebih sering marah-marah.  Bahkan pada sesuatu yang dulu selalu dianggapnya biasa-biasa saja.

Seperti tadi pagi.  Saat Imron menanyakan PR.  Biasanya Dwi selalu memberikan contekan pada teman-temannya.  Tapi tadi pagi Dwi marah.  Marah kepada Imron yang memang selalu berlangganan contekan kepada Dwi.

"Tidak boleh!" bentak Dwi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun