"Berarti Kiki ikut bahagia dong?"
"Pasti."
Tak terasa papa sudah berdiri di ambang pintu. Tak berkata apa-apa. Hanya diam mematung. Melihat dua orang yang disayanginya sedang berpelukan.
"Ehemmmm...!"
Kia dan Mamanya kaget. Langsung mengusap pipi masing-masing. Sambil tersipu.
"Perasaan... lama amat, menunggunya," kata Papa.
"Maaf, Yah," kata Kia.
"Ayo!" ajak Mamanya.
Mereka bertiga melakukan salat Magrib bersama. Berjamaah. Papa membaca ayat-ayat suci dengan khusyuk. Kia semakin ingat Kiki.
Maafkan Kia, Ki. Kia akan mencoba menggantikanmu. Akan belajar seperti kamu.
***