Mohon tunggu...
MITA GUSTI
MITA GUSTI Mohon Tunggu... Guru - GURU KELAS SDN 14 PULAU PUNJUNG

Hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menyusun Best Practice dengan Metode STAR

29 November 2023   18:32 Diperbarui: 30 November 2023   08:40 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

pada Mata Pelajaran Matematika Materi Tentang Sudut

Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik

di Kelas 4 SDN 14 PULAU PUNJUNG.

A. PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Matematika mempunyai  peranan  penting  dalam  berbagai  displin  ilmu  dan  memajukan  daya  pikir  manusia  seperti yang tercantum  dalam (Departemen  Pendidikan  Nasional,2006) yaitu  peningkatan  mutu  pendidikan diarahkan  untuk  meningkatkan kualitas  manusia  Indonesia  seutuhnya  melalui  olah  hati,  olah  pikir,  olah rasa,  dan  olahraga agar  memiliki  daya  saing  dalam menghadapi  tantangan  global.

Matematika  diberikan untuk  membekali  peserta  didik  dengan  kemampuan  berpikir  logis,  analitis,  sistematis,  kritis  dan  kreatif, serta kemampuan bekerja sama. Pembelajaran  matematika  yang  masih  rendah  disebabkan  karena  berbagai  permasalahan.

Salah satu  permasalahan  dalam  pembelajaran  matematika  yaitu  anggapan  dari  sebagian besar  siswa  bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit dan membosankan, sehingga banyak peserta didik yang kurang menyukai pelajaran matematika bahkan menjadikan matematika sebagai salah satu pelajaran yang harus dihindari. Padahal peserta didik yang kurang menyukai pelajaran matematika dapat mengalami kesulitan dalam memahami materi  yang  disampaikan  dan  berdampak  pada  rendahnya  prestasi belajar  matematika.

Hal  tersebut sesuai  dengan  pendapat (Slameto,  2010). bahwa  peserta didik  dengan  tingkat  kecemasan  yang  tinggi  tidak berprestasi sebaik peserta didik dengan tingkat kecemasan yang rendah.

Jenis Kegiatan

Kegiatan yang dilaporkan dalam laporan praktik baik ini adalah kegiatan pembelajaran pada mata pelajaran matematika tentang materi sudut dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).

Manfaat Kegiatan

Praktik pembelajaran ini penting untuk dibagikan karena pembelajaran dengan model Problem Based Learning (PBL) mampu mendorong partisipasi aktif peserta didik, mengembangkan kemampuan berpikir kratis dan mampu meminimalisir permasalahan pembelajaran seperti rendahnya hasil belajar peserta didik, sehingga praktik ini diharapkan bisa memotivasi dan diharapkan bisa menjadi referensi untuk rekan guru yang lain. Dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada materi tentang sudut, peserta didik menjadi aktif dalam kegiatan belajar.

Dalam pembelajaran ini guru menyusun modul ajar dengan mengaktifkan ketiga gaya belajar (visual, audiotori dan kinestetik) sehingga peserta didik terlihat antusias dalam mengikuti proses pembelajaran. Dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ini kegiatan berpusat pada peserta didik, proses pembelajaran lebih tersetruktur dan pelajaran menjadi lebih menarik dan menyenangkan.

Tujuan yang ingin dicapai

Meningkatkan hasil belajar peserta didik pada   mata pelajaran matematika dengan materi tentang sudut  di kelas 4 SD Negeri 14 Pulau Punjung.

B. PEMBAHASAN

SITUASI

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah

Permasalahan yang di temui di kelas 4 SDN 14   Pulau Punjung adalah peserta didik belum memahami tentang menyelesaikan materi tentang sudut pada mata pelajaran matematika.

Berdasarkan temuan kondisi di atas, untuk mengatasi kondisi permasalahan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran matematika materi tentang sudut, disusunlah pembelajaran inovatif yaitu Problem Based Learning (PBL).

Alasan guru memilih model ini karena peserta didik diharapkan mampu untuk berpikir kritis dan tidak hanya sekadar menghafal teori. Untuk menemukan solusi yang tepat, peserta didik dituntut untuk mencari cara dan juga melatih kemampuannya dalam berpikir kritis.

Dalam proses pembelajaran, peserta didik yang tertantang untuk berpikir kritis dan berpartisipasi aktif tidak hanya dapat mengingat materi untuk waktu yang singkat, mereka juga diharapkan dapat memiliki daya ingat jangka waktu panjang. Hal tersebut dapat terwujud dengan adanya keterlibatan langsung peserta didik dalam pembelajaran.

Menurut Supinah dan Titik (2010). pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang terkait dengan kehidupan nyata peserta didik, lalu peserta didik secara bertahap dibimbing untuk menguasai konsep matematika dengan melibatkan peran aktif peserta didik dalam pembelajaran.

Sarwono (Jaeng, 2004:3) menyatakan bahwa masih banyak peserta didik yang memperoleh hasil belajar yang kurang memuaskan sehingga matematika dianggap sebagai mata pelajaran yang cukup sulit bagi peserta didik. Hal ini terjadi karena banyak peserta didik yang belum memahami dan menguasai konsep- konsep dasar matematika.

Penyebab utama pentingnya matematika adalah kemampuan peserta didik bermatematika merupakan landasan dan wahana pokok yang menjadi syarat mutlak yang harus dikuasai untuk dapat melatih peserta didik berpikir dengan jelas, logis, sistematis, serta memiliki kepribadian dan ketrampilan untuk  menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari- hari.

Walker dan Lofton dalam Akinoglu (2007). bahwa model PBL dapat meningkatkan hasil belajar dan sikap yang positif dalam pembelajaran.

Hal senada dikemukakan oleh Ram dalam Akinoglu (2007). bahwa PBL dapat menimbulkan sikap yang positif dalam pembelajaran selain itu peserta didik mendapatkan pengetahuan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah dalam kehidupan nyata.

Tujuan penggunaan model Problem Based Learning adalah mengajarkan peserta didik untuk dapat bekerja secara aktif dan kolaboratif dalam memecahkan masalah dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan Nofziarni (2019) menyatakan   bahwa   tujuan model Problem Based Learning (PBL) adalah untuk membantu peserta didik menjadi aktif dan selalu berfikir kritis dalam memecahkan  masalah yang dihadapinya dalam pembelajaran tersebut, guru berpendapat bahwa model pembelajaran Problem Based Learning ini sangat cocok dengan materi yang diambil karena peserta didik juga memerlukan pembelajaran yang berintisarikan pemecahan masalah agar peserta didik dapat mentransfer pengetahuan untuk memahami masalah dunia nyata.

Mengapa praktik pembelajaran ini penting untuk dibagikan?

Praktik pembelajaran ini penting untuk dibagikan karena pembelajaran dengan model Problem Based Learning (PBL) mampu mendorong partisipasi aktif peserta didik, mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan mampu meminimalisir permasalahan pembelajaran seperti rendahnya hasil belajar peserta didik, sehingga praktik ini diharapkan bisa memotivasi dan diharapkan bisa menjadi referensi untuk rekan guru yang lain.

Dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada materi tentang sudut, peserta didik menjadi aktif dalam kegiatan belajar. Dalam pembelajaran ini guru menyusun modul ajar dengan mengaktifkan ketiga gaya belajar (visual, audiotori dan kinestetik.) sehingga peserta didik terlihat antusias dalam mengikuti proses pembelajaran.

Dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ini kegiatan berpusat pada peserta didik, proses pembelajaran lebih tersetruktur dan pelajaran menjadi lebih menarik dan menyenangkan.

Apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini?

Peran dan tanggung jawab sebagai guru yaitu mempunyai tanggung jawab untuk melakukan proses pembelajaran ini secara efektif, dengan menggunakan model pembelajaran yang inovatif dan media pembelajaran yang menarik. Sehingga tujuan pembelajaran dan hasil belajar peserta didik dapat tercapai.

Sebagaimana dijelaskan Prey katz (Aini, 2012), menggambarkan peranan guru sebagai komunikator, sahabat    yang dapat memberikan  nasihat-nasihat,  motivator  sebagai pemberi  inspirasi  dan  dorongan,  pembimbing dalam  pengembangan  sikap  dan tingkah  laku serta  nilai-nilai,  orang  yang  menguasai  bahan yang diajarkan.

Guru berperan  sangat  penting terhadap motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran matematika khususnya. Ketika guru dapat berperan sesuai dengan peran-peran guru maka keberhasilan peserta didik dalam mencapai tujuan belajarnya akan maksimal.

TANTANGAN

Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan?

Setelah melakukan analisis terhadap berbagai kajian literatur dan hasil wawancara, dapat diketahui bahwa peserta didik menganggap pembelajaran matematika Sulit dan  membosankan. Maka dari itu diperlukan inovasi baru, seperti penggunaan media yang menarik sehingga peserta didik akan menganggap pembelajaran matematika itu menyenangkan bukan mata pelajaran yang sulit.

Selain itu guru harus menggunakan model pembelajaran yang mempermudah peserta didik memahami materi yaitu model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yang akan membantu peserta didik dalam setiap tahap pembelajarannya untuk selalu berpartisipasi aktif sehingga peserta didik tidak akan bosan mengikuti pembelajaran.

Siapa saja yang terlibat?

Dilihat dari tantangan tersebut dapat disimpulan bahwa tantangan yang dihadapi melibatkan guru dari sisi kompetensi yang harus dimiliki yaitu komponen pedagogik dan profesional sedangkan dari sisi peserta didik adalah minat belajar dan hasil belajar peserta didik.

Guru sebagai perancang kegiatan pembelajaran dan sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran, peserta didik sebagai sentral dalam pembelajaran inovatif.

 

C. AKSI

Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut:

1. Memberikan motivasi, arahan dan  bimbingan

2. Membiasakan menggunakan model pembelajaran yang inovatif.

3. Menggunakan media dan bahan ajar yang menarik dan menyenangkan.

4. Menggunakan metode pembelajaran secara   berkelompok.

                             

Adapun langkah-langkah dalam kegiatan pembelajaran yaitu:

Pendahuluan

1. Mempersiapkan peserta didik secara psikis dan fisik (berdoa dan mengecek kehadiran peserta didik).

2. Menyanyikan lagu nasional (Garuda Pancasila).

3. Pemberian motivasi belajar.

4. Apersepsi.

5. Menyampaikan tujuan pembelajaran.

Inti

Fase 1: Orientasi tentang permasalahan  kepada peserta didik.

1. Peserta didik diberikan pertanyaan pemantik

2. Peserta didik menjawab pertanyaan dari  guru sesuai pendapat masing-masing.

3. Peserta didik mempraktekkan lansung tentang sudut dengan menggunakan benda konkrit  didepan kelas.

4. Peserta didik menyimak dan mengamati video pembelajaran tentang sudut yang ditampilkan pada LCD proyektor.

Fase 2: Guru Mengorganisasi peserta didik dalam belajar.

1. Guru Membentuk Kelompok.

2. Guru Membagikan LKPD.

3. Guru menerangkan Tugas LKPD yang telah dibagikan.

4. Menyimak penjelasan.

Fase 3: Membimbing penyelidikan.

1. Memantau keaktifan peserta didik .

2. Membimbing dan memonitor penyelesaian LKPD.

Fase 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil. 

1. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi.

2. Guru Memberi tanggapan.

Fase 5: Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

1. Peserta didik diberi apresiasi oleh guru karena telah menyampaikan laporan diskusi LKPD.

2. Setiap kelompok diberikan penguatan dengan memberikan umpan balik oleh guru.

3. Peserta didik diberikan kesempatan bertanya bagi yang masih merasa bingung dan kurang mengerti terkait dengan materi.

4. Peserta didik mengerjakan soal   evaluasi melalui chromebook berbasis online.

Penutup.

1. Menyimpulkan pembelajaran.

2. Menemukan manfaat pembelajaran.

3. Memberikan umpan balik.

4. Memberikan kegiatan tindak lanjut.

5. Menginformasikan kegiatan  pembelajaran berikutnya.

6. Berdoa.

Strategi yang dilakukan guru dalam pemilihan model pembelajaran adalah dengan mempermudah peserta didik memahami materi.

Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) sangat tepat karena dapat memudahkan peserta didik dalam menguasai konsep-konsep yang dipelajari guna memecahkan masalah dunia nyata.

Dalam mencapai tujuan pembelajaran guru harus membuat pembelajaran yang menyenangkan dan menarik perhatian peserta didik sehingga peserta didik mampu memahami materi dengan mudah.

Hal ini sejalan dengan Riana (2020) menyatakan bahwa guru biasa menggunakan bahan ajar yang kreatif yang sesuai dengan materi yang ingin disampaikan sehingga mempermudah dalam menyampaikan materi dan peserta didik dengan mudah memahami materi. Media yang digunakan dalam pembelajarn ini adalah berupa vidio pembelajaran dan benda konkrit agar dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Proses dalam pemilihan model pembelajaran yaitu guru mempelajari model-model pembelajaran inovatif dan sintak-sintaknya. Model pembelajaran dipahami dan dipelajari, dipilih mana yang sesuai dengan karakteristik materi, tujuan pembelajaran dan yang dapat mengaktifkan ketiga gaya belajar peserta didik yaitu visual, audiotori dan kinestetik.

Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan motivasi dan aktivitas pembelajaran peserta didik, membantu peserta didik dalam mentransfer pengetahuan peserta didik untuk memahami masalah dunia nyata, membantu peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan, mengembangkan kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis dan memudahkan peserta didik dalam menguasai konsep-konsep yang dipelajari guna memecahkan masalah dunia nyata.

Sumber daya yang diperlukan dalam memilih model, metode dan media dan perancangan Modul Ajar yaitu pemahaman atau kompetensi guru dalam penyusunan Modul Ajar dan pemahaman guru terhadap model pembelajaran inovatif serta kreatifitas guru merancang kegiatan-kegiatan yang membuat peserta didik lebih aktif dan memotivasi peserta didik dalam belajar.

D. REFLEKSI HASIL DAN DAMPAK

Hasil dan Dampak dari Aksi dan Langkah- langkah yang dilakukan ?

Pembelajaran yang telah dilaksanakan, hasil dan dampak dari penerapan model pembelajaran Problem     Based     Learning     (PBL,) Berikut hasil belajar peserta didik yang diperoleh  dari penilaian soal evaluasi.

Hal ini sejalan dengan pendapat dari Susanto (2022) menyatakan bahwa upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan minat belajar peserta didik yaitu dengan cara belajar harus menarik perhatian peserta didik, objek atau keadaan yang menarik, dan semua kegiatan harus kontras. Dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada materi Sudut, peserta didik lebih termotivasi dan aktif dalam pembelajaran.

Berdasarkan lembar observasi aktivitas guru, guru mendapat nilai berupa emoji yang sangat baik dari aspek keterampilan apersepsi, motivasi penguatan karakter, menyampaikan tujuan pembelajaran, mengelola kelas, berperan sebagai fasilitator, berpartisifasi aktif, pembelajaran abad 21, TPACK, HOTS, Membagikan LKPD, memonitoring  peserta didik, menarik kesimpulan, melakukan refleksi dan tindak lanjut dan melakukan penilaian. Serta mendapatkan emoji yang sangat baik pada keterampilan menguasai materi pembelajaran dan  pemberian tugas untuk memperdalam  materi.

Hasil observasi aktivitas guru, wawancara kepala sekolah, survei peserta didik dan hasil penilian peserta didik dapat disimpulkan bahwa praktik pembelajaran inovatif dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan penggunaan media visual berupa vidio pembelajaran dan benda konkrit  mampu menyelesaikan  permasalahan guru tentang rendahnya hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran matematika materi tentang sudut. Hal ini terlihat dari hasil observasi yang bernilai sangat baik, hasil wawancara dengan kepala sekolah yang berpendapat positif, hasil survei kepada peserta didik dan hasil penilaian peserta didik yang menunjukan adanya peningkatan hasil pembelajaran.

Apakah hasilnya efektif atau tidak efektif? Mengapa?

Efektivitas pembelajaran diartikan sebagai tolak ukur keberhasilan dari sebuah proses pembelajaran dalam mencapai pembelajaran.

Menurut Abidin (2020). menyatakan bahwa pembelajaran yang efektif membutuhkan media representatif yang dapat menghubungkan antara pengetahuan peserta didik di keadaan nyata dan materi pembelajaran dan harus ada model yang dapat mengembangkan  pengetahuan lama dan baru serta menjadi fasilitator dan mediator dalam pemenuhan kebutuhan peserta didik terkait kompetensi abad ke-21.

Maka berdasarkan pemaparan tersebut pembelajaran yang telah dilaksanakan hasilnya sangat efektif, karena peserta didik sangat antusias saat proses pembelajaran berlangsung dan hasil belajar peserta didik meningkat. Mulai dari penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yang membuat peserta didik berpartisipasi aktif dalam pembelajaran, selain itu penggunaan vidio pembelajaran yang mampu mempermudah peserta didik memahami materi dan mempraktekkan lansung bagaimana cara menyelesaikan masalah tentang sudut dengan penggunaan media konkrit yang membuat peserta didik antusias dalam pembelajaran, tidak merasa bosan, sangat tertarik dan ingin belajar kembali.

Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidak berhasilan ?

menurut  Kemp  (1995).  Pembelajaran dikatakan berhasil apabila proses belajar mengajar   dilaksanakan secara efektif dan efisien sehingga hasil belajar dapat dicapai dengan lebih optimal.

Untuk mengetahui ketercapaian tingkat keberhasilan, maka perlu diadakan evaluasi. Faktor keberhasilan lain yaitu pembelajaran ini sangat ditentukan dari tercapainya KKTP yang ditetapkan. Selain itu, faktor keberhasilan dalam pembelajaran lain yaitu tercapainya tujuan pembelajaran, peserta didik yang siap untuk belajar, adanya interaksi antara peserta didik pendidik, dan pendidik yang profesional.

Pendidik yang profesional yaitu penguasaan pendidik terhadap model, metode dan media serta penguasaan langkah-langkah pada rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun.

Hal ini sejalan dengan pembelajaran yang telah dilaksanakan, dilihat dari hasil belajar peserta didik yang mencapai 90% mencapai KKTP, penggunaan media berupa vidio pembelajaran dan mempraktekkan lansung materi sudut menggunakan benda konkrit  dan model pembelajaran PBL yang membuat pembelajaran menjadi efektif dan efisien.

 

KESIMPULAN

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

1. Pembelajaran matematika dengan model pembelajaran PBL layak dijadikan praktik baik karena dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam melakukan transfer pengetahuan, berpikir kritis, dan pemecahan masalah.

2. Dengan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran atau modul ajar secara sistematis dan cermat, pembelajaran dengan model pembelajaran PBL yang dilaksanakan tidak sekadar berorientasi HOTS, tetapi juga mengintegrasikan PPK, literasi, dan kecakapan abad 21.

Berdasarkan hasil praktik baik pembelajaran dengan model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan motivasi dan aktivitas pembelajaran peserta didik, membantu peserta didik dalam mentransfer pengetahuan peserta didik untuk memahami masalah dunia nyata, membantu peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan, mengembangkan kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis dan memudahkan peserta didik dalam menguasai konsep-konsep yang dipelajari guna memecahkan masalah dunia nyata.

Sumber daya yang  diperlukan dalam memilih model, metode dan media dan perancangan Modul Ajar yaitu pemahaman atau kompetensi guru dalam penyusunan Modul Ajar dan pemahaman guru terhadap model pembelajaran inovatif serta kreatifitas guru merancang kegiatan-kegiatan yang membuat peserta didik lebih aktif dan memotivasi peserta didik dalam belajar.

DAFTAR PUSTAKA

https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JISD/article/view/22311/13960

https://journal.ummat.ac.id/index.php/pendekar/article/view/355/308

https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/JPFI/article/view/1070/979

https://www.ejournal.stitpn.ac.id/index.php/fondatia/article/view/441/422

Putri, P. D., & Pradana, A. B. A. (2021). Analisis Peran Guru dan Orang tua terhadap

Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Matematika di SDIT Jamâiyyatul Ihsan Pakis. Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 6(3), 367-373.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun