Mohon tunggu...
Misya Fathia
Misya Fathia Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Belajar menjadi creator

Saya senang membuat karikatur anime, edit video dan menulis cerpen

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Alter

1 April 2022   11:09 Diperbarui: 1 April 2022   11:28 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

ALTER

       "Xavier! Ily!!"..

" AAAA! kenapa aku harus mengingat hal itu laagii!! ini gara gara Cavey!! Astagaaaaaa" Oceh ku di siang hari ini.. aku melamun tadinya, dan setiap aku mrlamun, selalu saja aku mengingat hal yg aga memalukan itu.. Ya, aku memang menyukai anak yang bernama Xavier Elvio Arkansas. Dia teman sekolah ku, tapi beda kelas... Sekolah SMA kita itu punya satu jurusan khusus, yaitu forensik? kriminologi? ya seperti itu lah.. aku dan dia masuk ke jurusan itu. Xavier di kelas XI-1, kalau aku dikelas XI-2. Namun, sprtinya Xavier tak sebaik yang ku kira, dibalik wajah nya yang tampan dan hatinya yang baik, ternyata tersimpan kejahatan dibalik semua itu. Aku bilang 'sepertinya' ya..

       Besok aku sekolah, sudah lama tifak sekolah, tapi sayangnya hanya orng" terpilih saja yang dibolehkan sekolah.. Sudah hampir 4 minggu sekolah diliburkan, karna kematian Orca, Zenith, Amel, dan Vraka. Kasusnya memang belum dipecahkan dan belum berhenti, bahkan pihak berwenang pun masih melanjutkan penyelidikan atas kematian 4 orang itu, mereka adalah temanku juga.. Aku sangatttttt merasa terpikul dan shock setelah mendengar kematian mereka ber-4. Anehnya, korban pertama, Vraka itu di sembunyikan ditempat yang bahkan pihak sekolah tidak tahu adanya tempat itu, begitu juga korban ke-2, Zenith, korban ke-3 pun juga, Orca dan korban ke-4, Amel. Ditemukan pada tanggal 16 Feb 2030, pukul 13.50. Menurut penyelidikan, Vraka dibunuh menggunakan pisau lipat, karna bekas tusukannya yang mirip sprti pisau tapi ukurannya kecil, Zenith dibunuh 2 hari setlah Orca dibunuh. Ditangan kiri Zenith ditemukan goresan yang berbentuk 'E&R' yg sprtinya diukir dgn jarum. Amel dibunuh 2 hari stlah zenith dibunuh, dan dibagian pipi Orca terdapat goresan yang berbentuk 'X&A'.

Dan Amel di bunuh 2 hari juga stlah Amel terbunuh. Lagi" ada goresan di bagian dadanya yg berbentuk 'V&I'.

Mereka berempat sama" dibunuh dengan menggunakan pisau lipat. Disaat itu, aku pun memang sudah tahu pelakunya melalu goresan" itu, tetapi aku diam, takutnya aku salah. Apakah aku benar? atau tidak?

Flashback_on

       Sejujurnya, aku sangat malas utk sekolah dihari yg sangat mendung. Mendingan tidur dirumah, nonton anime dirumah.. Beh, Mantap lah.. Tapi aku harus sekolah karna ada ulangan, astaga.

       "Hi Athy zeyeng!" Sapa bestieku disaat aku masuk kelas, dia sedang belajar materi yang akan keluar pada ulangan hari ini. "Eh, Voniaa!! Hayooo, uda belajar untuk ulangan hri ni belum.. susah lho materinya, Fisika pula.." Sapaku balas kepada Vonia, Fisika itu mapel kesukaan ku, apalgi Kimia, kalau biologi mapel kesukaan Vonia, dan mapel yang paling aku benci stlah IPS dan PKN. penuh dgn teori" yg membosankan. Tapi menyenangkan juga sih. "Duh, gw blum belajar, ga sempat. Sibuk dirumah soalnya!" Balas Vonia sambil menggaruk kepala yang tak gatal itu. "Athy, ajari gw yang ini dong!" Tiba-tiba Amel, teman sekelas ku minta diajari Fisika olehku. Aku sedikit terkejut, karna dia orng yg paling pintar dikelas ini. Tapi aku akan mengajarinya.

"Eh, Amel. Tumben minta diajari, biasanya kita yg minta diajari sama lu. Yaudah, sini kita bljar sama-sama" Ucapku sambil menarik kursi disebelahku dan mengajak Amel duduk di kursi yg sudah aku siapkan tadi.

"Ah,iyaa nih.. banyak yg harus sy kerjakan sehingga sy lupa untuk belajar" Kata Amel dgn nada yang begitu lembut.

      Amelia de Graveyard Whitney, teman sekelasku, dia ramah, lembut, cantik, dia albinoAmelia dengan mata yg berwarna ungu tua. Kami sekelas menjulukinya dgn peri salju. Dia memang keturunan darah biru. Whitney, itu marganya.

       "WOI! ADA GOSIP BARU GUYS!" Vraka datang kekelas dgn teriak teriak, katanya ada gosip baru? apa dia lupa dgn ulangan hari ini?? Dasar. "VRAKA! Bisa ga sih kalo masuk kelas itu permisi atau yg sopan, jgn maen teriak teriak aja! Berisik tau, kita lagi belajar!" Balasku kepada Vraka. Dia memang rusuh anaknya, tapi pintar, dia juara 2 dikelas stlah Amel yg juara 1 dikelas. Juara 3 Ghea. Vraka sprti anak perempuan, suka menyebarkan gosip yg tidak penting, padahal dia itu laki-laki, lho. "Belajar?? Memangnya kalian dirumah tidak belajar?" Tanya nya dengan nada sedikit mengejek.

"Kami hanya membaca ulang materi agar tidak lupa, Vraka. Tolong jaga sopan santunmu, ya" Ucap Amel dgn lembut. "Eh, ada peri salju, ahahaha.. Kan tadi cuman bercandaa.. maaf ya Amel cantikk.." Ucap Vraka yg meminta maaf kepada Amel, ya, hanya kpd Amel saja dia meminta maaf. Kurang ajar memang. "Masa cuman Amel doang lu minta maaf, ke gw ama Vonia juga dong!" Kata ku dgn nada yg agak tinggi karna jengkek dgn Vraka. "Dih, ngapain gw minta maaf sama lu, ga penting" Kata Vraka mengejek ku dan Vonia. "WOI! Vraka!" Teriak Vonia memanggil Vraka dgn marah karna perbuatan Vraka tadi. Aku, Vonia dan Vraka memang sering bercanda dan berantem, kami bestian.. Orang" sring menjuluki kami 'Trio Rusuh', itu memang cukup menggambarkan sikap kmi bertiga yang sgt rusuh. Terkadang, kalau aku mengingat kejadian di masa SD lalu ttng trauma ku dgn Vraka, aku jadi salah tingkah dan diriku yg lain keluar. Diriku yang lain memang sgt membenci orang orang yang pernah menyakiti ku sampai trauma, termasuk Vraka. Tapi aku harus menerima nasip dan melupakan masa lalu, karna Vraka dan keluarga nya suda minta maaf, sih. Jadi kami menjadi besti deh!

**

       Ulangan Fisika, Sejarah dan B. Ing pun selesai. Ini adalah istirahat ke-1.

"Athy!" Seseorang menyapa ku dari kejauhan. Aku pun berbalik badan utk melihat siapa yg menyapaku. Vonia? Vraka? Amel? Ellen? Siapa ya? "Oh, Xavier ternyata. Kukira siapa, ada apa Xav?" Orng yg menyapaku tdi ternyata Xavier, my crush><. Aku sapa balik dan bertanya ada apa dia menyapaku.

"Oh, engga ada sih, mau ngajak lu ke kantin bareng, gimana? Hari ini gw ultah, jadi gw mau ngetraktir lu. Mau kan?" Ajak Xavier kpda ku utk prgi ke kntin barengnya. Aku lupa bahwa hari ini dia ultah! Sial, kadonya lupa aku bawa. Padahal aku sudah persiapkan dari kemarin lusa, knpa harus lupa bwa sih!

"Eh, iyaa! aku lupa kalau kamu ultah, aku lupa bawa kado.. besok ya, Xav!"

"Eh, iyaa gapapa kok.. Mau ga nih? gw traktir, lho.. " Ajak Xavier lagi utk memastikan kalau aku mau atau tidak.

" Ya mau donggg! Kuy lah! Aku dah laper.. hahaa" Aku sgt senang karna diajak kekantin breng oleh doi ku, mana ditraktir pula.. Wkwkwk. Eh, tapi, setelah ku ingat ingat lagi, bukankan ultah Xavier 22 November, ya? sedangkan ini masih Februari. Lho?

       Entah kemana Xavier membawaku. Bukan kekantin, tapi ini arah WC pria. dan arah ruangguru, untuk apa?

Aku dan Xavier terus berjalan, dan sampailah kami berdua ke tempat yang sgt tak terduga dan ku rasa tidak seharusnya aku berada disini.

"Nah,kita sudah sampai!" Ucap Xavier dgn nada yg senang. "Untuk apa kita di sini?! Ini WC pria, bukankah kamu bilang kita mau ke kantin?" Ucapku dgn bingung sekaligus aga takut. Tapi Xavier mengakatan hal yg tidak terduga. "lu pernah mengatakan 'ILY' knpa ku, apakah kau menyukai ku, Athy?" Tanya Xavier. Ya aku bingung dong, kenapa tiba-tiba sprti ini Xavier?? Ada apaaa?!

"I-iya, kenapa?!" Tanya ku dgn nada yang agak meninggi. "Maaf kita berada ditempat yg tidak pantas, tapi.. Aku juga menyukaimu. Mulai sekarang kau milikku dan tidak ada penolakan."

What?! Dia ini kenapa sih?! Tiba-tiba menjadi sprti ini.. Astagaaaaaa..

" Xavier, kau kenapaa? tiba-tiba sprti ini..??" Tanyaku bingung.

"Kenapa? Bukankah lu suka gw, harusnya lu seneng dong." Ucap Xavier.

Bukannya aku tidak senang, tapi aku hanya terkejut saja.

"I iyaa.. mulai skrng aku milikmu, Xavier"

Aku sedikit malu.

"Bagus! Sekarang lu harus mengikuti apa yg gw inginkan, kalo lu gamau.. Vraka bakal terancam nyawanya! "

Lho lho! Kok jadi ginii... Maksudnya apa ini? Vraka tiba-tiba muncul dgn wajah yang sprti baru dipukuli dan dihajar. Ada apa ini? Ada tiga orng yg tiba-tiba datang. Tubuhku? Tubuhku tiba-tiba tidak bisa bergerak karna takut. Aku harus apa?!

"I iya, Xavier" Hanya itu yg bisa ku katakan. Terlalu takut utkku mengeluarkan kata-kata yg banyak.

"Bagus. Skrang lu harus bersujud didepan gw!" Perintah Xavier sambil menunjukkan senyuman jahatnya.. Selama ini aku kira dia baik. Ternyata tidak. Karna aku takut, jadi aku ikuti perintahnya. Aku bersujud didepannya, entah kemana harga diriku. Aku ditertawakan oleh tiga orang yg bersama Xavier. Vraka dalam keadaan tak sadarkan diri, dia pingsan.

"Nice baby! Osbert! Kevin! Steve! Bawa wanita bodoh ini ke Markas kita!"

Suruh Xavier kpda tiga orng itu. Apa dia bilang? Wanita bodoh!? Kurang ajar.

       Aku pun sampai di Markas mereka berempat. Entah apa yg ingin dilakukan oleh Xavier kpda ku. "HEI! Untuk apa aku disini? Knpa kau begini, Xavier..?! Apa salahku?" Ahh, aku sudah tidak tahan lagi, aku ingin berbicara lalu marah marah didepan dia! "Apa salah lu? Salah lu itu mempermalukan keluarga gw lalu menjelekkan nama baik keluarga Arkansas, Athy!!" Jawab dia dgn nada yg tinggi di akhir kalimat. Aku tidak pernah menjelekkan nama baik keluarga Arkansas! Siapa yg menyebarkan brita yg tidak masuk akal dan hoax ini!?

"Jgn asal bicara?! Kapan?! Gaada... Siapa yg bilang sprti ini hah?!" Tanya ku marah. "Orca, Zenith. mereka berdua yg bilang!"

"Apa mereka punha bukti!? "

" YAAA, MEREKA PUNYA! " kata Xavier dgn nada yg cukup tinggi sambil menukul meja yg ada di sampingku.

" Kalian bertiga! Habisi wanita ini! Dan lu Athy, jgn menolak atau ku bunuh Vraka, sahabat lu! AHAHAHAH" Suruh Xavier kpda tiga orng itu utk memukul ku sambil tertawa jahat. Dia terlihat sprti pshyco. Apa dia benar" Xavier yg ku kenal? Perlahan, pukulan pukulan itu mulai menghabisi tenaga ku, sakit sekali rasanya. Ahh, aku pusing..

**

       Kasihan sekali dia, dipukul habis habisan oleh orang orang jahat hanya karna berita hoax. Awas saja, akan ku balas mereka. Tapi Xavier punya bukti, apa benar? dari mana buktinya? Bagaimana dgn Vraka, ya? apa dia baik-baik saja? kuharap iya. Wanita ini harus keUKS, kondisinya parah. Kondisi Xavier, kevin, Osbert, dan Steve juga buruk skali stlah ku hajar mereka.. Ahahaha..

       "Athy!, lu darimana ajaaa?!"  Tiba tiba seorang gadis menghampiri ku. Dia adalah Vonia, sahabat wanita ini, Athy.

"Oh, gw lagi dikntin tadi, sori ya. Gw nyariin lu juga tadi, kaga ketemu ketemu" Ucap ku, apa aku salaj ucap? Wajah Vonia terlihat agak bingung..

"Divon ya? Athy kenapa?" Ahh, aku ketahuan gara gara nada bicara ku yg agak berbeda. "Div, Athy kok memar begini pipi dan tangannya? kakinya juga.. knpa Div?" Tanya Vonia dgn cemas. "Tadi dia habis dipukuli oleh Xavier, Kevin, Osbert, dan Steve. Vraka juga ada disana." Kata ku jujur.

"Ha?! Xavier!? Loh, kenapa begitu anak itu?! bukankah dia orng yg baik?! Dia orng yg Athy suka lho..Ada apa dgnnya?! " tanya Vonia dgn perasaan yg begitu cemas shingga nada bicaranya meninggi. "Xavier bilang kalau Athy sudah menjelekkan nama baik keluarga nya, keluarga Arkansas. Padahal itu semua salah paham." Jelasku kpd Novia. "Menjelekkan nama baik kluarga Arkansas?! Haha, Tidak masuk akal.Skrng,dimana anak itu?!"

"Sudahlah, mending kita laporkan ke Kpla skolah saja.. " Kataku.. Aku mmng tidak bisa menenangkan seseorang yg sedang cemas.. Athy lah yg jago menenangkan orang orang yg sdng cemas.. Athy orng yg baik, mana mungkin dia menjelekkan nama baik keluarga Arkansas.. Dan, bukti? Dari mana Zenith dan Orca mendapatkan bukti?..

       Para guru dan kpla sekolah menghukum empat orang itu.. Vraka dalam keadaan yg cukup buruk. Anehnya, mereka ber empat sudah pindah ke WC pria, bukan didalam ruangan yg aneh itu lagi. Orang tua dari keEmpat orng itu datang. Orang tua Athy juga datang. Lalu, Athy diliburkan selama 4 hari karna penyakit mentalnya kambuh. Jadi harus diam dirumah.

**

       Apa ini? Diliburkan slama 4 hari? Kenapa? Kenapa aku tiba-tiba didalam kamarku? Bukankah aku sdng dihajar oleh.. Aakkhh, tenang... jgn diingat lagi.

"Eh, udah bangun kamu.. Nih, makan dulu" Ibuku datang menghampiri ku sambil membawakan cemilan utkku dan susu juga. Ibuku duduk disamping ku.

"Eh, ibu.. Iyaa, Athy makan yaa.. " balasku.

"Kalau kamu bingung, Divon yg membawamu kemari.. Divon juga yang membela mu dari Xavier" Jelas ibuku. Divon? Ah.. dia ternyata.. aku kira kenapaa.. Terimakasih Divon..

"Oh, Divon ya.. "

" Iya, oh, tadi keluarga Xavier bilang kalau kamu menjelekkan nama baik Arkansas, apa betul? " Tanya ibuku. Aku sedikit takut.. tapi, ngapain takut, aku kan ga salah.

" Ibu percaya sama perkataan dia? Ga mungkin lah bu.. " Jawabku. Ya memang bukan salahku pun.

"Ibu memang awalnya ga percaya, tapi ini apa?" Kata ibuku sambil menunjuk sebuah foto dan video. Dan anehnya difoto dan divideo itu ada aku. Di video itu menunjukkan bahwa aku sdng berbicara" kpd orang orang. Lalu aku memberikan surat kpda orng tersebut. Trus difoto itu ada foto sebuah surat yg tdi.. surat itu berisi

Isi Surat : "Keluarga Arkansas memakan uang kita, mentang mentang mereka keluarga yang hebat, dgn seenaknya mereka memakan uang kita. mereka pikir kita takut? Dan keluarga Arkansas ternyata memiliki hati yang sgt busuk! Ayo kita laporkan ke pihak berwenang atas kejahatan keluarga Arkansas! Sebarkan ini kesemua orang!!"

       Apa apaan ini?! Aku yang menulis? Memang mirip tulisannya. Tapi aku tidak ingat kalau aku pernah menulis dan berbuat ini.. Tidak.. Ini bukan aku! Apa jgn".. Cavey? Divon? Or Shylley?! Bukan aku bukan aku bukan aku!!

"Tapi itu bukan Athy, bu. Athy ga pernah berbuat jahat sampai seperti ini.. mungkin itu orng yg kebetulan tulisan dan tampangnya saja mirip, tapi itu bukan Athy, bu.. percayalah! " Jelasku kpda ibu agar ibu percaya bahwa itu bukanlah aku.. bagaimana kalau ibu dan ayah percaya? Aku akan diapakn? Ini semua gara-gara Zenith dan Orca.. Ada masalah apa sih dia sama aku sampai segitunya! DASAR! Huh, tenang.. nanti aku mengamuk kalau tidak tenang.. huhh..

"Ibu tau.. tapi ini memang sangat mirip sama kamu, bahkan tulisannya pun mirip Athyy.. Mana mungkin kebetulan tapi tulisannya mirip bgt tuh.." Kata ibuku. Memang, tapi kan bisa saja.. nothing is impossible kann..

"Tapi engga buuu! Itu bukan Athy! ITU BUKAN ATHY! GAA, ITU BUKAN ATHY!! JGN PUKUL ATHY! ITU BUKAN ATHY, ATHY GA PERNAH SPRTI ITU!! " Akh.. kambuh lagi deh.. Sebenarnya siapa sihh... Aku tidak boleh dendam.. siapapun itu.. aku mengamuk saat ini.. gara gara ibu sih.. Hadeuh..

**

       Berisik sekali.. Aku muak, aku mau keluar saja.. Tubuhnya sudah lelah mengamuk trus 1 jam. Memang ya, kalau dia sudah mengamuk susah dihentikan.. kalau kami tidak keluar, gaakan berhenti.

"Aku mau ke Mall" Ucapku dingin kpda ibunya Athy. "Tapi kondisi Athy tidak baik, Cavey.. Dia baru mengamuk 1 jam, lho.." Ucapnya dgn wajah yg cemas. Cih, dia yg buat Athy mengamuk pun. "Ku bilang aku ingin ke mall! Aku memaksa" Kata ku dgn paksa. Ibu Athy memang tampak cemas, tpi psti dia lbih cemas lgi jika dia tidak membiarkan ku pergi ke mall. "Emm, baiklah Cavey. Hati hati, jgn sampai Athy kenapa napa"

       Aku jalan" keluar rumah. Aku ke mall, bioskop, taman, dan lainnya.. Athy kan orkay, jadi.. orkay mah bebas!

Aku beli baju, sweater, hoodie, blouse, Verst, kulot, topi, glang, klung, sptu, jajanan.. dll banyak lah ya.. Gila..

"Aduh! " Ah, sial, aku menabrak seseorang.. Aku tadi sdng melihat lihat hp yg barusan ku beli." Eh anjir, sori ya.. gw ga liat tadi" Orang itu meminta maaf, knpa dia meminta maaf? Kan aku yng salah. Tidak, dia yang salah. Aku ga pernah salah, lagian tadi dia berbicara sama temnnya sehingga tidak melihat jalan. Aku tadi ada melihat jalan, ya. "Hp ku jatuh, kau harus mengganti!" Kata ku. Memang kita berdua salah, tapi dia menjatuhkan Hp ku. "Omaygoot.... Gw ga sngjaa.. lagian lu yg nabrak gw,utk apa gw hrus gnti rugi, ha? Dasar. ew, apaan nih, barang barang murahan kekgini.." Dia menghina ku?! Pdhl dia yg menabrakku, tapi dia bilang aku yg mnbrak ku?! Sial.. Aku hrus tahan amarah ku! "Jgn sekali kali kau menghina ku orang rendahan!"  Balasku kpda orang itu. Aku pling tidak bisa menahan amarah. "Athy ya? Oh astagaaaaaa... bukankah kau shrusnya dirumah? knpa kau ada disini? kau memanfaatkan waktu liburmu utk bersenang senang stlh kau berbuat kesalahan yg fatal..?Hmm? Haralda Athya Shane?!" Yaa.. orang itu yg menyebar luaskan berita hoax ttng Athy, Zenith and Orca. Kali ini aku akan menatik perhatian atas kemarahan ku karna telah menykiti Athy!

"Oh, Zenith ya? Orca? Oohhh... aku sgt minta maaf atas kesalahan ku, Tuan Orca dan Nona Zenith" Ucapku sambil membungkukkan diri sbgai tanda hormat seolah olah mereka berdua adalah putri dan pangeran.

"Baguss.. sangat bagus.. teruslah menunduk kpda ku, manusia rendahan. Hahahaha! " Apakah aku harus memberinya sebuah bogem besar dikepalanya? Aku rasa iya!

BRUK!

      " AWW! APA APAAN LO?! BRANI BRANINYA YA! " Aku menarik kaki Zenith shingga dia terjungkal kebelakang, aku sdikit khawatir dgn kepala bgian belakang nya.. bukan apa, jika cidera, Athy juga yg akan direpotkan oleh dua anak cecunguk ini.

       "Oh my goodness, I'm sorry Princess and Prince! Mampus lu!" kataku sambil menertawakan mereka berdua. Makanya, jgn main main sama suhu, suhu gini dilawan, Cavey gitu lho

       "Heh, anjir lu ya.. kurang ajar!" Ucap Orca kesal dgn meninggikan nada bicara nya dan mendorong bahuku. "Mau apa? Yg salah duluan itu lu, bukan gw. Jadi yaaa, tanggung sendiri risikonya. Bye dumb!" Ucap ku mengejek dan meninggalkan mereka berdua sambil melambaikan tgn kpda mereka berdua sembari berjalan.

"Huh, merepotkan! Mending gw balik aj dah!" batinku yang kesal karna seharusnya saat ini aku bersenang-senang, eh malah jadi begini.

**

       Aku sgt senang karna dibelikan banyak barang.. jalan jalan.. yg seharusnya aku dirumah, istirahat.. tapi aku malah jalan jalan.. haha.

       "Athy pulang! Mom! Dad! This is for u!"  Ucap ku sambil membuka outer yg kugunakan. "Mommy? Daddy?" Ibu dan ayahku tidak menjawab panggilan dari ku. kemana mereka? Apa mereka pergi?? Ah, aku akan ke kamar ibu dan ayah.

       Membuka laci, lalu melihat sebuah surat. Aku pun membacanya dgn sekilas. Air mata yang berjatuhan tanpa hentinya karna aku membaca sebuah surat yang bersifat resmi itu. Ya, surat perceraian orang tua ku. Padahal belakangan ini mereka baik-baik saja, romantis, spti tidak ada apa-apa. Tapi kenapa tiba-tiba sprti ini? Apa yang terjadi? apakah ini trjadi karna rumor itu? karna aku? Tidak, aku tidak boleh stress terlalu berat, nanti kambuh lagi.

       "Athy?Kamu udah pulang?" Tiba-tiba terdengar suara yang memanggil dan menyapa ku. Ibuku, dia ibu ku. "Ngapain kamu disini? Kamu baca ap-" Perkataan ibuku terpotong karna melihat aku menangis sambil memegang sebuah surat yang sgt aku benci.

       "Kenapa, mom? Bukankah kalian berdua baik baik saja? kenapa? Apakah klian malu karna rumor ttng aku, makanya kalian berpisah?" Tanya ku sambil sesenggukan. "Emm, nak, maafin  ibu ya, tapi-" Aku memotong perkataan ibuku.

       "TAPI APA? Apa kalian ga kasihan dengan Athy?! Athy benci kalian kalau sprti ini!" Ucapku marah. Sbnrnya aku tak ingin mengatakan hal sprti itu karna perkataan itu akan menyakiti perasaan ibuku, tapi perasaanku bercampur aduk, tidak tahu mau berbuat apalgi. Maaf ibu.

       "Maaf nak, tapi itu bukan surat perceraian Ibu dengan Ayahmu, nak. Tapi perceraian Ibu dan Ayah ibu, namanya hampir mirip. Ehehe" Jelas ibuku. Oh, bukan surat perceraian ortuku toh, astaga aku malu! Bagaimana ini..

"Lah, Athy kiraa kalian berpisah. Aish! "

Ucapku kesal. Ibu ku lngsung memelukku dgn pelukan hangat, begitu hangat.

       Matahari yang tadinya bersinar terang, sekarang telah digantikan oleh bulan yang indah. Aku sdng makan malam. Btw, aku memakai baju yg baru ku beli.

       "Athy, tdi ayah kepo dgn isi tas belanjaan kamu, pas ayah cek, kok ada obat sianida?" Tanya ayahku dgn heran, jangankan ayah, aku sendiri pun tidak tahu. Utk apa aku membeli sianida? Bunuh orang? Ya kaga mungkinlah!

       "Apa yah? Sianida.. Athy tadi gaada beli itu yah, trus Athy juga ga liat itu ada si tas lho.. Sumpah, yah!" Jelasku utk memperyakin ayahku bahwa aku tidak prnah membeli atau mengambil ataupun mencuri sianida! 

       "Ini apa? Bukankah ini sianida? Iyakan, bu?" Tanya Ayahku kpda aku dan ibu ku utk mengecek bahwa itu sianida atau bukan.  "Iya, yah. Itu sprti sianida. Athy, knp kmu mmbli Sianida?" Tanya Ibu kpda ku.  "Tapi Athy tidak membeli sianida tadi.. Bukan Athy yang membeli ini semua!" Kataku sambil menghentak meja mnggunakan sendok makan. Memang kelakuanku tidk sopan, tapi aku terpaksa.

       "Baiklah, simpan itu Athy. Jgn sampai digunakan ya, sgt berbahaya!" Perintah ayahku kpda ku. "Baik ayah, Athy ke kamar dulu, ya"

       Aku sudah sampai dikamar, dan menyimpan botol berisi sianida itu. Tiba-tiba aku berpikir, mengapa aku ada diMall? siapa ya?

**

       Hari ke-2 aku diliburkan pun tiba. Sungguh aku gabut sekalii.. Sudah berapa anime ku tamatkan dalam satu hari. Ya, animenya tidak berseason sih, palingan 12-25 eps.. Tapi aku bosan! Jam sudah menunjukkan pukul 09:33, terlalu pagi untuk pergi ke Taman.. Teman teman ku disekolah lgi ngapain ya? Aku ingin sekolah!

**

       12:26. Skrng sudah siang, orang orang sudah pada dikantin, ada yang sedang mengerjakan tugas, ada yang sedang berpacaran dikantin, ada yang sedang bercanda dengan temannya. Aku tidak menemukan Vraka, dimana dia?

       "Permisi, saya mau lewat" Tiba-tiba ada seseorang yang meminta ku utk minggir karna dia ingin lewat. Siapa dia?

"Ah, iya.. Maaf sudaj menghalangi jalanmu" Kataku sambil minggir dan mempersilahkan dja utk lewat.

       "Tunggu, kau kenal dengan Vraka tidak?" Tanya ku kpda seseorang tersebut. Dia pun berpaling kebelakang dan menghadap kpda ku. "Kebetulan saya ingin ketempatnya, ada apa?" Tanya orang itu sambil tersenyum kpda ku. Ah, dia sangat manis, aku ingin memakan dagingnya.

       "Wah, tolong sampaikan ini kepadanya bahwa ada seseorang yang ingin bertemu dengannya, lalu jumpai aku di taman belakang sekolah yang sepi itu lho, ada sesuatu yg ingin ku berikan padanya.. tolong ya!" Aku meminta tolong kpdanya, dan dia mengangguk dan tersenyum sbgai tanda setuju.

       Aku sudah berada ditaman yang sudah kubilang tadi. Vraka belum sampai juga. Ah, ada seseorang yg jalan mnuju ketempatku dari kejauhan, apakah itu Vraka? Kuharap iya.

       "Hai! Apa kabar Vraka!?" Aku menyapa Vraka. Dan menyuruh Vraka utk duduk disamping ku. Vraka tampak terkejut melihatku. "Lho! Elu! Lu ngapain ada disekolah? Bukannga dirumah.. pdhl udah dikasih libur, malah sekolah.." Bukannya menyapaku balik, dia malah memarahi ku karna aku keluar rumah dan kesekolah. Padahal aku kesini demi Vraka lho.

       "Memangnya kenapa? Ada yang ingin kubicarakan!" Ucapku. "Apa yg ingin lu bicarakan ke gw?" Tanya dia kpd ku. "Sebelumnya, nih, minuman kesukaan lu gw beliin.. Gw juga ada nih.. Yok minum dulu, biar ga serius serius amat pembicaraan kita!" Ucapku sambil memberikan minuman yg sudah aku belikkan utknya. "lu ga nemuin Vonia sahabat lu?"  Tanya dia sambil memegang minuman yg aku kasih. "Udah tadi.. sempet ngobrol jugaa.. Tapi dia dipnggil ke ruang OSIS, diakan Sekretaris OSIS." Ucapku..

       Kita meminun itu sambil bercanda bercanda gitu lah.. Minuman ku sudah habis, minumannya juga sedikit lagi habis. Oh, bukan.. Minumannya sudah habis juga.. Baru saja habis.

       Skrng Vraka berada dipangkuanku. Aneh, minuman yg kuberikan rasanya rasa Matcha, kenapa mulutnya bau almond? Iya, kacang Almond. Yasudahlah ya, smoga tidak ada yg menyadarinya, aku bawa ketempat itu saja kali, ya..

**

       "Athy, kmu dari mana ajaa.. Ibu nyariin kamu dari tadi lho!" Tanya ibuku dgn khawatir sembari memegang kedua bahuku. Aku dari tadi dikamar, tpi aku tak tahu sdng apa.

       "A-Athy ada dikamar kok, bu.. Daritadi juga dikamar!" Ucapku dgn jujur.  Tapi ibu malah menyela dan mengatakan bahwa aku tadinya tidak ada didalam kamar. Dan aku lngsung tahu penyebabnya. Ibu ku juga tiba-tiba terdiam, aku rasa ibu sudah tahu penyebabnya.

       "Athy, sekarang kamu siap siap ya, kita mau pergi" Suruh ibuku.

"Mau pergi kemana, bu?" Tanyaku kpda ibu. "Kita mau ke rumah keluarga Arkansas" Ucap ibuku. Ya aku kaget dong, ngapain kita ke sana. Mau klasifikasi? Kan aku tidak bersalah, apa ibu dan ayah percaya dengan rumor abal abal itu? Astaga!

       Aku pun langsung mandi lalu mengganti baju. Dan bersiap siap utk kerumahnya Xavier. Divon harus menggantikanku.

**

TOK TOK TOK TOK!

       Ayah ku mengetuk pintu rumah Xavier, aku sih santai, Ibu terlihat cemas dan aga gugup sepertinya, ya.. Kalau ayah sih tidak terlihat..

       "Ara, Athy no Oka-san to Athy no Oto-san ga imasu! Ah, Dozo haitte kudasai! (Wah, ada ibunya Athy dan ayahnya Athy ternyata! Ah, silahkan masuk!)"  Ucap seorang perempuan yang agak tua sembari memegang gang pintu dan mempersilahkan kami untuk masuk.

       "Hai', Arigatou gozaimassu (Iya, terimakasih)" Balas ibuku kepada perempuan itu. Perempuan tadi itu adalah ibunya Xavier. Beliau memang orang Jepang asli. Jadi, Xavier itu keturunan Jepang. Mengapa ibuku mengerti bahasa Jepang? Ga sih, itu aku yang memberi tahu artinya. Ibu ku tida tahu tadi. Kenapa aku busa tahu? Karna aku VVIBU! Ga lah, karna aku sering nonton anime, belajar Jepang secara otodidak. Hiragana, Katakana, dan Kanji aku sudah bisa, kecuali kalo Kanji aku sedikit kesulitan , sih.

       "Sono sofa ni suwatte kudasai! Sukoshi atode hokanohito ni denwa shimasu, ne. (Silahkan duduk di sofa itu. Saya akan memanggil yang lain sebentar, ya)" Ucap Ibunya Xavier yang mempersilahkan kami untuk duduk disofa, sedangkan beliau memanggil yang lainnya untuk kesini. Apakah ibunya Xavier tidak bisa berbicara bahasa Inggris, kah?? Susah kalau begini terus.

       Tak lama kemudian, setelah kami dihidangkan teh oleh ibunya Xavier melalui pembantu, muncullah 3 orang dari sbuah ruangan. Mungkin mereka adalah Ibunya Xavier, Ayahnya Xavier dan.. Siapa itu yang satu nya lagi? Abangnya, kah?

       "Selamat siang semuanya! Maaf ya kami lamaa sehingga membuat kalian menunggu lama.." Ucap lelaki yang sedikit tua itu. Ya, beliau adalah Ayahnya Xavier. "Saya akan memperkenalkan diri terlebih dahulu, ya" Kata Ayahnya Xavier sambil meletakkan tangan kanannya didada nya sebelah kiri sebagai rasa hormat terhadap tamu. Kami sekeluarga juga ikutan berdiri dan membhngkukkan badan terhadap mereka. Ya kali engga, ga sopan dong!

       "Watashi no namae wa Kuriyama Utami dessu! Watashi wa Xavier no hahaoya desu (Nama saya adalah Utami Kuriyama! Saya adalah ibunya Xavier)"

Nama Ibunya Xavier adalah Utami.. Kami memanggilnya Utami-san. Beliau sangat cantik, penampilan nya yang anggun, rambutnya yang hitam lembut dan pendek sependek bahu, memakai kacamata. Ibuku dan Utami-san cukup dekat disaat kuliah.

       "Perkenalkan semuanya, nama saya adalah Edgar Mahendra Arkansas! Saya Ayahnya Xavier" Nama yang bagus, saya suka nama itu. Haha.. Suara mereka berdua lembut lembut ya.. sangat tenang utk didengar. Edgar, nama ayah Xavier. Beliau sangat sopan kepada orang-orang, dermawan, tak lagi wajahnya yang tampan. Walaupun sudah tua, tapi masih tampan dan teihat muda. Sungguh pasangan yang sempurna.

       "Hai, Nama saya Azka Emilliano Arkansas, biasa dipanggil Azka. Saya abangnya Xavier. Xavier Elvio Arkansas."  Benar dugaanku, dia adalah abangnya Xavier. Rambutnya sangat bagus dan halus sprtinya, dia orang yabg cuek sprtinya ya. Matanya agak sipit dan berwarna biru tua, sama sperti warna mata nya Athy. Dan mereka berdua juga warna matanya sama sprti Athy. Kurasa aku pernah melihatnya, dimana ya? WHAT?! ABANGNYA SHELLYN?! Ternyata dia disini.. kurang ajar memang!

       Sekarang giliran kami yang akan mempeemenalkan diri kami masing-masing. "Hai, perkenalkan nama saya Christian Addison. Saya adalah ayahnya Athy." Ayahku terlebih dahulu yang memperkenalkan diri. Lalu Ibuku.

       "Selamat Siang semua, perkenalkan nama saya Angelina Frazier. Panggil saja Angel atau Lina." lalu yang terakhir aku!

       "Hai, nama saya Div-. Ah, maaf! Saya Haralda Athya Shane." Aku lupa bahwa aku adalah Athy. Hampir sajaa!

       Percakapan pun dimulai. Mereka berbincang basa basi dulu. Tidak to the point. Jujur aku cukup bosan disini. aku ingin melihat lihat, keliling rumah ini. Tampaknya rumah ini memiliki taman dilantai paling atas, deh. Disaat aku ingin meminta izin untuk berkeliling sebentar, tiba-tiba.

       "Kedatangan kami ke sini ingin meminta maaf soal rumor yg baru baru ini viral." Ayahku membuka mulut soal rumor itu. Lalu dibalas oleh Tuan Edgar

"Iya, Kami tahu bahwa itu bukanlah salah anak anda, Athy" Tuan Edgar berbicara seperti itu seolah olah beliau tahu yg sebenarnya. Apakah memang tahu yang kebenaran nya?

       "Iya Tuan, itu memang bukan anak kami, Athy. Bagaimana mungkin Athy yang seperti ini, baik, ramah, sopan dan tidak enakan tiba-tiba mendatangkan rumor seperti ini. Itu sgt tidak masuk akal bagi saya." Jelas ibu ku utk meyakinkan bahwa bukanlah Athy yg bersalah. Utami-san tersenyum lalu berkata "Hai, watashitachi mo sore o shitte imasu. Saisho wa, soreha ash no jaakuna kida to omoi, ash ni totemo okotte itanode, tkyoku ni hkoku shitai to omoimashita. Shikashi, furikaette miru to, ash wa mujitsudeari, uwasa o hirometa no wa ashde wa nakatta ydesu. (Iya, kami juga tahu. Pada awalnya kami juga berpikir bahwa itu perbuatan jahat Athy dan sangat marah kepada Athy hingga ingin melapor kepada pihak berwenang. Tapi setelah dipikir kembali, sepertinya Athy tidaklah bersalah dan bukan Athy yang menyebarkan rumor tersebut.)" Jelas Utami-san menggunakan bhasa Jepang dan suara yang begitu lembut.

       "Naze sore ga ashde wa nai to kakushin shite iru nodesu ka? Sore wa, Xavier no dga o mita nochi, dga no naka no ash janai to omottakaradesu. Kaminoke,-me no iro, tachi-kata ga chigau tamedesu. Kare no hanashikata mo sukoshi chigaimasu.(Kenapa kamu yakin bahwa itu bukanlah Athy?  Itu karena setelah kami melihat video yang diberikan oleh Xavier, kami berpikir bahwa yang ada didalam video itu bukanlah Athy. Karna Rambutnya yang berbeda, warna mata yang berbeda dan cara berdiri yang berbeda. Cara berbica nya juga sedikit berbeda.)" Sambung Utami-san melanjutkan kata kata nya yang tadi.

       "Jadi, kami berpikir bahwa itu memang bukan Athy. Kami juga sudah menyuruh pembantu kami utk menghentikan rumor tersebut bagaimana pun caranya. Jadi kalian jgn khawatir, ya" Jelas Ayahnya Xavier. Ternyata mereka sangat berhati hati dengan berita yang masuk tiba-tiba ya..

       Kami pun berbincang bincang dengan keluarga Arkansas. Tiba-tiba, Azka berbicara kepada ku. "Athy, lu mau keliling sebentar ga? Sama gw". Ajak Azka kpda ku. Itulah yg ku inginkan dari tadi! Kenapa baru sekarang, sekarang kita ingin pulang.. Sialan lu bng!

       Aku dan Azka berada di taman rooftop. Pemandangan nya sangat bagus, sangat indah untuk dipandang. Sejuk juga.. Jika hujan, taman itu akan tertutup secara otomatis. Canggih sekali!

       "Maafin abang ya, Shell" Ucap Azka sambil memandangi langit. Apa apaan dia, meminta maaf tiba-tiba dan 'Shell'?! Apa itu? "Minta maaf knpa, Ka?kok tiba-tiba minta maaf pula" Kata ku bingung.

       "Gw ngerasa bersalah karna ninggalin lu dulu waktu kecil" Balas dia sambil memandang ke arah ku dengan raut wajah yang sangat tidak aku sukai.

       "Waktu kecil?? Maksudnya ap-. Ohhhhhhhhhhhhhhhhh, anjir, baru mudeng gw.. Astagaa!" Aku yang tadinya bingung menjadi ngerti apa yg Azka maksud. Dia mengira aku adalah Shellyn. Padahal mah salah orang! Dasar Azka bego.

       "Lu salah orang kalii...!?" Kataku sambil menepuk pundaknya Azka yang lebih tinggi dari ku, tapi tangan ku tetap sampai.

       "Gw ga salah orang. Gw minta maaf ya!" Dia meminta maaf lagi dengan ku,kali ini dia sambil menunduk kepada ku sbgai tanda menyesal. Kan sudah aku bilang, aku bukamlah Shellyn. aku memang Shellyn, tpi aku bukan Shellyn!

**

       Dua hari telah berlalu setelah kematian Vraka. Turut berduka, tapi aku yang melakukannya,bagaimana sih.. Belum ada berita tentang kematian Vraka.. apa tidak ada yang menyadari bahwa Vraka hilang? Atau tidak ada yang peduli??! Baguslah..!

       Zenith. Orang yang menyebarkan rumor abal abal itu. Untung saja keluarga Arkansas baik kepada keluarga Athy. Tapi aku memang membenci keluarga Arkansas, rumor itu memang benar aku yang menyebarkan. Tidak salah, hanya saja aku mengubah style ku sedikit agar tidak terlalu kelihatan bahwa itu adalah aku. Tapi malah ada orang yang sadar! Zenith dan Orca. Zenith dulu baru Orca, bagus! Bertambah korban ku satu!

       Akibat membuat ku kesal dan menghalangi rencana yg kubuat adalah mati. Ku lenyapkan semua yang membuatku kesal dan marah. Zenith sekarang telah bersama dengan Vraka diruangan itu. Dengan cara ku cekik menggunakan tali, lalu setelah Zenith mati, ku buat seperti dia bunuh diri,tergelantung diatas.. Pemandangan yang indah bukan.

       Kutulis pesan lalu kumasukkan kertas berisi pesan itu didalam mulut Zenith lalu ku tutup mulut Zenith agar tidak terbuka menggunakan slasiban.

Isi pesannya adalah

"Xavier yang membuat ku untuk melakukan pembunuhan ini, Athy yang membunuh" - Shellyn-

**

       "Athy pulang!" Sapaku kepada ibu ketika aku sampai dirumah.

       "Eh, Athy.. sudah pulang.. Ayo, makan siangnya uda ibu siapkan" Ucap ibuku yang menyambut ku pulang dan menyuruhku masuk lalu makan siang yang telah dihidangkan.

       "Gimana kerja kelompok nya, Thy? Sampe bawa bawa tali begitu... Buat apa sih??" Tanya ibuku saat menaruh nasi dipiringku. Kerja kelompok? Oh iya, aku saja tidak tahu kenapa aku bisa berada diluar.

       "ah, itu bu.. emm... tadi kami bermain permainan dengan menggunakan tali juga, bu. Ehehehe" Jelasku kepada ibu.. maaf bu, aku berbohong. Soalnya aku juga tidak tahu apa yang telah terjadi. Huh, dasar kalian bertiga, selalu buat ulah!

       "Yaudah, ayo dimakan nasi nya.. keburu dingin lhoo.." Kata ibuku yg menyuruhku memakan makanan yang berwarna putih yang ada dipiringku dengan asap mengepal yg keluar dari makanan itu. Lauknya banyak juga, ya.

       Aku memakam makanan itu dengan lahap, ya karna enak lah. Tiba-tiba disaat pertengahan kami makan makan, ada seseorang yang mengetuk pintu. Aku lngsung membukanya.

       "Hai Athy, apakah ada Ibu mu dirumah?" Tanya gadis itu dan menanyakan apakah ada Ibu dirumah. Gadis itu tinggi sekali, mungkin lebih tinggi daripada ibuku. She's so pretty. Penampilan yang sgt anggun. Oh, dia albino..

       "Iya, ada.. mari masuk, kak. Kami sedang makam siang tadinya, jadi maaf kalau berantakan ya, kak" Ucapku kepada gadis cantik itu. Ah, dia tersenyum, cantik sekali.. Aku jadi insecure, deh...! Aku kenal dengan gadis ini, Gabriella Matthew Whitney, Kakaknya Amel. Sama sama albino ya rupanya, apa sekeluarga albino...?

       "Tidak usah masuk, saya hanya ingin memberi ini kepada ibumu, ini dari Yang Mulia Ratu Whitney, karna sebagai teman dekat dan telah membantu Yang Mulia Ratu disaat kesusahan atau butuh pertolongan. Titipkan terimakasih kepada Ibu Angelina. Maaf saya telah mengganggu makan siang kalian ya.. Haha" Jelas Tuan putri Ella kpda ku dengan suara yang lembut dan enak didengar. Dia memberikan kotak yang berwarna gold agak besar, tapi tidak terlalu besar, sedikit berat, apakah ini terbuat dari emas asli? Kuharap begituu!

       Ternyata Ibu dan Ratu Whitney berteman ya, dekan lagi.. Tidak kusangkaa.

       "Baik Tuan Putri Ella... terimakasih, ya! hati hati dijalan!" Aku mengucapkan terimakasih kepada Putri Ella. Dia membelakangiku sambil berjalan, punggung nya semakin lama, semakin menjauh dan tidak terlihat lagi.

       "Ibuu... ini ada sesuatu dari Yang mulia Ratu Whitney!" Aku berlari kearah ibuku sambil berteriak seperti itu. Entah karna aku kesenangan atau apa, aku juga tidak tahu.. Tapi kotak ini hampir jatuh karna terlalu berat.

       "Aduh Athy, jgn lari lari... nanti jatuh trus barang itu jatuh kan jadi rusak!" Ibu melarangku utk berlari hanya karna takut kotak ini rusak, sdngkan aku sibiarkan jatuh, kah? Dasar ibuu!

       Aku dan ibuku membuka kotak ini bersama, ya aku kam ingin tahu juga apa yang ada didalamnya. Pasti barang yang berharga tinggi.. Atau.. apa ya??

       Selembar kertas berisi pesan, satu amplop yang berwarna silver dan gold dipinggirnya, sebuah jepitan rambut yang berbentuk bulan sabit dengan warna Gold,aku rasa itu emas asli.. Lalu sebuah lipstick dan liptint dan dua buah jam tangan, cantik sekali warnanga dan bentuknya, tidak besar.. Jam tangannya berwarna Lilac dan Dusty Peach. Itu semua adalah isi dari kotak yang dibawakan oleh Putri Ella tdi. Kotaknya kecil, isinya agak banyak, yaa.. Aku jam yg berwarna Dusty Peach, dan ibuku memakai jam yang berwarna Lilac!

Aku sgt beruntung ada disini, aku telah menguasai badan ini.

**

       Sudah empat hari setelah Zenith dan Orca mati ditanganku. Orca kubunuh menggunakan sianida lalu kubuat Orca sama dgn Zenith yaitu bergelantungan diatas dgn tali dileher nya. Disetiap orang orang yang kubunuh, mata nya kuambil, hidungnya juga kuambil, telinganya juga kuambil, kuku mereka juga ku ambil.. Aku menyimpannya karna cantik sih.. ku awetkan agar terlihat cantik setiap saat. Jadi, mayat mayat itu kepalanya kututupi dengan kantung belanja yang berwarna coklat itu, lho.. tau lah yaa.

       Sekarang aku tidak memiliki korban lagii! Siapa ya.. Aku akan mencari korban yang cantik. Ah, ada seseorang yabg duduk di bangku taman itu.

       Aku pun menghampiri gadis yang sdng duduk di bangku taman sekolah.

Ketika dilihat dari dekat, dia sangatlah cantik. Aku jatuh hati padanya, pada matanya, kukunya, jarinya, cantik sekali warna mata nya.. Dan jugaa, spetinya dia albino.

       Yes, aku berhasil memiliki matanya, kukunya dan jarinya.. Rambutnya juga sungguh indah.. Kata dia, dia adalah keturunan darah biru, mana darah biru nya? Pembohong!

Flashback_of

       Aku dan teman sekelas ku yang dibolehlan sekolah dituju ke gudang, kami diminta untuk memeriksa dan menyelidiki satu mayat, yaitu Vraka

Hasil penyelidikan kami seperti ini :

"Vraka Alvarez Steve. Dibunuh pada tanggal 5 Feb 2030. Bau almond yang tersamarkan oleh bau bangkai mayat tertumpu pada mulutnya Vraka, itu menandakan, Vraka bukan dibunuh dengan pisau lipat lalu ditusuk, bukan. Vraka diberi racun sianida. Lalu ditusuk tusuk menggunakan pisau lipat. Kepalanya ditutupi kantung belanja, ketika dibuka, terdapat dua buah mata Vraka hilang, Hidungnya hilang, dan kukunya juga hilang. Kemungkinan pelaku mengambilnya.. iya emang sih, siapa lagi yg ngambil, tikus?"

       Setelah Penyelidikan pada mayat Vraka, kami menyelidiki mayat kedua, yaitu Zenith. Beginilah kira kira hasil penyelidikan kami pada Zenith :

*"Zenith Arabella Ailee. Dibunuh pada tanggal 7 Feb 2030. Zenith dibunuh dengan cara dicekik menggunakan tali, namun pelaku membuan korban seolah olah sperti bunuh diri. Sangat terlihat jelas pada lehernya terdapat dua bekas tali. Bekas tali pertama itu datar, yg menandakan bahwa Zenith dibunuh dgn dicekik dgn tali. Lalu bekas kedua karna akibat pelaku menggelantungkan Zenith diatas seolah olah bunuh diri. Mata, Hidung, Kuku Zenith tlah hilang diambil pelaku. Dimulutnya terdapat slasiban sprti ada sesuatu didalam mulutnya. Ketika dibuka, ada secarik kertas bertuliskan sbuah pesan. Kami tidak diizinkan para Pihak Berwenang yang mendampingi kami untuk membuka itu, karna itu barang bukti. Lalu terdapat goresan yang berbentuk E&R.

Goresan tersebut berada ditngan korban, sprtinya digores menggunakan jarum. Jarum nya ada dimana mana, berserakan. Memang tidak terlihat bila tak teliti. Kami nanti juga akan mengadakan tes DNA."*

       Setelah kami menyelidiki Mayat Zenith.. Kami istirahat untuk sejenak, makan dulu.. karna memang agak lama. Setiap menyelidiki dua mayat itu, kepalaku pusing dan seperti pernah melakukan sesuatu sprti ini. Tapi aku tidak peduli. Itu karna aku terlalu lelah.

       1 jam stlah kami beristirahat. Pihak Berwenang yang mendampingi kami menyuruh kami untuk melakukan proses penyelidikan pada mayat selanjutnya. Ada dua mayat lagi. Yaitu Orca dan Amel. Beginilah kira kira hasil penyelidikan kami pada Orca terlebih dahulu :

"Norman Orca Zerach. Dibunuh pada tanggal 9 Feb 2030. Orca dibunuh dgn cara yang sama sprti Vraka, diberi sianida, lalu ditusuk menggunakan pisau tepat dibagian jantung nya. Lalu pelaku membuat korban seolah olah bunuh diri sama seperti Zenith. Mata, hidung, dan kuku nya juga ikut hilang sama dgn yg lain. Dipipi Orca terdapat goresan X&A, yang diukir menggunakan jarum juga sprtinya."

       Setelah Penyelidikan pada mayat Orca, kami melanjutkan penyelidikan pada mayat Amel, keturunan darah biru yang sgt disegani oleh banyak orang disekolah ini. Tdak disangka dia juga ikutan dibunuh. Apa motif sang oelaku membunuh Amel? Beginilah kira kira hasil penyelidikan kami pada Amel :

"Amelia de Graveyard Whitney. Dibunuh pada tanggal 11 Feb 2030. Dibunuh dgn cara dibekap menggunakan tas Amel. Jari jarinya, matanya, rambut nya, dan kukunya diambil oleh pelaku. Dipipi nya terdapat goresan yang berbentuk V&I."

       Penyelidikan selesai. Sekarang kami   melakukan pencocokan terhadap barang bukti..mana tau ada kode gitu yekenn... Btw, aku sgt tertarik pada goresan goresan yg ada pada mayat. E&R, X&A, V&I.. ERXAVI? VIERXA? XAVIER?  Ya.. XAVIER! Apa maksudnya ini, Xavier? Xavier pelakunyaa? aku akan memberitahu pada mereka semua.

       Aku sudah memberitahu kepads pihak berwenang atas apa yg kutemukan, dan aku juga memberi tahu kpda teman ku juga. Setelah ini, barang bukti yg berupa secarik kertas akan dibuka..

"Xavier yang membuat ku untuk melakukan pembunuhan ini, Athy yang membunuh" - Shellyn-

       Itu adalah isi dari secarik kertas yg ditemukn didalam mulutnya Zenith. Apa apaan ini?! Athy yg membunuh?? Aku? Mana mungkin aku membunuh.. bukan aku! dan Xavier tidak membunuh? Diujung surat terdapat penulis yg menuliskan pesan tersebut. Shellyn, itu namanya.. Shellyn?? DIA TERNYATA YG MENUDUHKU! SIALAN!

       "Menurut ku, Shellyn lah yg membunuh dan oelakunya Shellyn. Karna mana mungkin kertas ini ada didalam mulut Zenith, berarti dia masuk kedalam ruangan ini. Dan jika bukan dia yg membunuh, bagaimana bisa dia meletakkan secarik kertas ini kedalam mulutnya Zenith, sedangkan Zenith digantung di atas, dan tidak ada kursi atau apapun yg membantu dia untuk sampai ke Zenith.. Pasti dia membunuh. Bukan Athy, mungkin dia menuduh dan tidak menyukai Athy, makanya dia menuduh Athy. Dan tanda goresan goresan itu juga disengaja oleh Shellyn agar kita mengira bahwa Xavier dan Athy lah pelaku sbnarnya." Jelas salah satu orang pendamping kami dari pihak berwenang. Untungnya mereka orang yg bijak, jadi tidak asal percaya. Tapi aku akan terus diawasi oleh mereka, walau aku bukan pelakunya. Mungkin.

       Kami semua makan siang di kantin. Tiba tiba ada yg menyapa ku.  "Eh, ketemu lagi kita." Seseorang yang terlihat familiar dimata ku datang menghampiriku dan menyapaku seolah olah kita pernah bertemu. Mungkin memang benar kami pernah bertemu. Tapi aku tidak ingat.

       "Wah, apa kalian pernah bertemu sebelumnya?" Tanya pak polisi yg ikut mendampingi kami. Kenapa pak polisi menanyakan hal itu? padahal kami satu sekolah? Karna anak itu tidak diundang atau tidak dibolehkan ikut ke sekolah ini. Tetapi dia ikut sebagai saksi mata atas kematian Vraka.

       "Iya pak, kami satu sekolah. Tapi terakhir kami bertemu disaat dia menanyakan keadaan Vraka, aku dan Vraka teman dekat. Lalu dia dan Vraka duduk dibangku taman, berbincang bincang. Stelah itu, Vraka pun tidak terlihat lagi. Ah, apa jgn jgn ini ulah kau?!" Jelas dia yg mengaku temannya Vraka. Aku tidak pernah keluar rumah! Tidak pernah... Jangan jangan mereka lagi! Keparat emang!

       "Ohh, jadi kau melihat Athy bersama Vraka, setelah itu Vraka tak muncul lagi? Begitu kah? Baik.. terimaksih atas informasinya, William." Nama anak itu William. Sial, bagaimana ini.. aku sama sekali tidak tahu apa apaa.. jgn sampai mereka mencurigai ku!

       "Athy, ikut kita ke pengetesan DNA. Kami ingin mengetes DNA anda terhadap rambut yg terpotong sedikit lalu terjatuh dilantai" Okee.. mereka mengajakku untuk pencocokan dan pengetesan DNA. Semoga tidak cocok dgn DNA ku!

       Bagaimana mungkin! Kok cocok sih! Anjir, ga mungkin ga mungkin ga mungkin! Aku bahkan tidak tahu apa apaa ttng hal ini! Ketika di cek sidik jari ku untuk mencocokkan sidik jari yg ada dijarum itu pun cocok dgn sidik jari ku! Sialan lu, Shell!

**

       "Aku dendam terhadap Xavier karna dia telah melukai ku, makanya aku menuduh dan membuat seolah olah Xavier yg membunuh. Kenapa aku membunuh 4 orang itu? Karna Ayah Vraka dulu telah mengotori tubuhku sehingga aku trauma, karna ayahnya telah tiada, jadi kubunuh saja Anaknya, Vraka. Kalau Zenith, karna dia telah menyebarkan rumor itu dan telah menghalangiku untuk menyebarkan rumor itu lebih luas. Sama halnya dengan Orca. Kalau Amel? Dia cantik, sehingga aku jatuh hati pada dia dan ingin mengambil matanya, rambutnya, kukunya, jarinya lalu diawetkan. Sungguh indah utk dipandang bukan..

Oh iya, kenapa aku menyebarkan rumor palsu ttng keluarga Arkansas, karna mereka telah membuangku dulu, mereka tidak ingin memiliki anak penyakitan dan jelek seperti ku dulu. Tapi aku telah operasi muka hingga mereka tidak menyadariku yg ternyata aku adalah anak mereka yg telah mereka buang. Aku sgt dendam dgn mereka. Tapi Zenith dan Orca telah menghalangi rencana ku! Terimakasih "

Aku menjelaskan semua nya kepada polisi diruang introgasi. Mereka terus terusan menanyakan hal itu, karna aku muak ditanya terus, juga aku lelah ya aku jawab!..

      " Baik, terimakasih atas jawaban anda, Athy! " Ucap polisi itu sbgai tanda terimakasih karna aku telah menjawab pertanyaan mereka.

       "Sama sama, pak. Maaf, tapi nama saya bukan Athy, nama asli saya adalah Shellyna Aishlee Arkansas" Jawabku.

THE END

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun