Mohon tunggu...
Misya Fathia
Misya Fathia Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Belajar menjadi creator

Saya senang membuat karikatur anime, edit video dan menulis cerpen

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Alter

1 April 2022   11:09 Diperbarui: 1 April 2022   11:28 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

**

       Aku sgt senang karna dibelikan banyak barang.. jalan jalan.. yg seharusnya aku dirumah, istirahat.. tapi aku malah jalan jalan.. haha.

       "Athy pulang! Mom! Dad! This is for u!"  Ucap ku sambil membuka outer yg kugunakan. "Mommy? Daddy?" Ibu dan ayahku tidak menjawab panggilan dari ku. kemana mereka? Apa mereka pergi?? Ah, aku akan ke kamar ibu dan ayah.

       Membuka laci, lalu melihat sebuah surat. Aku pun membacanya dgn sekilas. Air mata yang berjatuhan tanpa hentinya karna aku membaca sebuah surat yang bersifat resmi itu. Ya, surat perceraian orang tua ku. Padahal belakangan ini mereka baik-baik saja, romantis, spti tidak ada apa-apa. Tapi kenapa tiba-tiba sprti ini? Apa yang terjadi? apakah ini trjadi karna rumor itu? karna aku? Tidak, aku tidak boleh stress terlalu berat, nanti kambuh lagi.

       "Athy?Kamu udah pulang?" Tiba-tiba terdengar suara yang memanggil dan menyapa ku. Ibuku, dia ibu ku. "Ngapain kamu disini? Kamu baca ap-" Perkataan ibuku terpotong karna melihat aku menangis sambil memegang sebuah surat yang sgt aku benci.

       "Kenapa, mom? Bukankah kalian berdua baik baik saja? kenapa? Apakah klian malu karna rumor ttng aku, makanya kalian berpisah?" Tanya ku sambil sesenggukan. "Emm, nak, maafin  ibu ya, tapi-" Aku memotong perkataan ibuku.

       "TAPI APA? Apa kalian ga kasihan dengan Athy?! Athy benci kalian kalau sprti ini!" Ucapku marah. Sbnrnya aku tak ingin mengatakan hal sprti itu karna perkataan itu akan menyakiti perasaan ibuku, tapi perasaanku bercampur aduk, tidak tahu mau berbuat apalgi. Maaf ibu.

       "Maaf nak, tapi itu bukan surat perceraian Ibu dengan Ayahmu, nak. Tapi perceraian Ibu dan Ayah ibu, namanya hampir mirip. Ehehe" Jelas ibuku. Oh, bukan surat perceraian ortuku toh, astaga aku malu! Bagaimana ini..

"Lah, Athy kiraa kalian berpisah. Aish! "

Ucapku kesal. Ibu ku lngsung memelukku dgn pelukan hangat, begitu hangat.

       Matahari yang tadinya bersinar terang, sekarang telah digantikan oleh bulan yang indah. Aku sdng makan malam. Btw, aku memakai baju yg baru ku beli.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun