aku terhenyak dengan jawaban carissa, mencoba menilik, apa mungkin seorang ida yang kukenal dahulu melakukan itu. bukankah waktu itu aku menyukainya karena dia pintar, gampang bergaul, seorang pengayom, selalu menjadi pemecah masalah, bukan orang yang secara gampang menyalahkan orang lain, pribadi yang lemah lembut dan baik budi pekertinya. apakah dia sudah berubah ?
"carissa, tenang aja. aku bisa bantu kamu kok." ucapku seraya tersenyum. ya, agar dia tidak terlalu memikirkannya. karena aku tau masalahnya sekarang.
"tenang gimana mas ? aku masih butuh kerjaan ini!"
"kamu percaya padaku ?" tanyaku meyakinkannya.
"tapi mas..."
"kamu percaya padaku ?" tanyaku memotong.
"iya mas, aku percaya kamu."
"sa, semuanya akan selesai dalam tiga hari. gak lebih!"
"mas wisnu, aku sayang sama kamu mas. ucapnya sendu sambil memelukku.
"aku juga sayang sama kamu sa, dan aku akan menjagamu laksana permataku." ucapku lembut seraya mencium keningnya. kemudian wajahnya menatapku lembut, dengan senyum indahnya dan gigi gingsulnya yang membuatnya terlihat begitu cantik bagiku. dan tanpa sepatah kata, carissa mulai mencium bibirku, dan secara perlahan mulai melepas bajunya.
"sa, jangan lakuin itu!" pintaku lembut padanya.