Dalam dunia bisnis yang penuh dinamika dan ketidakpastian, perusahaan harus mempertimbangkan skenario terburuk dalam perencanaan bisnis mereka, termasuk kemungkinan terjadinya krisis global yang dapat memengaruhi permintaan dan rantai pasokan.
Masa Depan Sritex dan Harapan untuk Para Karyawan
Masa depan Sritex mungkin tampak suram, namun masih ada harapan bahwa aset-aset yang dimiliki perusahaan dapat dikelola dan dijual untuk melunasi sebagian utang.Â
Jika memungkinkan, perusahaan ini bisa mendapatkan kesempatan untuk bangkit kembali dengan manajemen baru atau pemodal yang bersedia mengakuisisi aset perusahaan.
Namun, kebangkrutan ini juga menunjukkan bahwa tidak ada bisnis yang kebal terhadap risiko global.Â
Dalam situasi ekonomi yang tidak menentu, penting bagi para pelaku bisnis untuk tidak hanya fokus pada pertumbuhan, tetapi juga mempertimbangkan faktor risiko.Â
Dengan mengelola risiko dengan baik dan mempertimbangkan timing dalam setiap keputusan, perusahaan dapat memiliki pondasi yang lebih kuat untuk bertahan di masa depan.
Sementara itu, harapan terbesar adalah agar dampak sosial dari kepailitan Sritex dapat diminimalkan.Â
Pemerintah dan lembaga terkait diharapkan dapat memberikan dukungan bagi para karyawan yang terdampak, melalui pelatihan ulang atau bantuan keuangan sementara, sehingga mereka dapat menemukan pekerjaan baru atau memulai usaha mandiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H