Sebagai bagian dari proses kepailitan, seluruh aset Sritex kini berada di bawah pengawasan kurator.Â
Tugas kurator adalah memastikan bahwa aset-aset Sritex dikelola dengan baik untuk membayar utang-utang yang masih ada, termasuk kepada kreditor dan supplier.Â
Manajemen Sritex tidak lagi memiliki kendali penuh atas pengelolaan aset, dan mereka harus mendapat izin dari kurator jika ingin melakukan pengeluaran signifikan.
Kurator memiliki tanggung jawab untuk menjaga agar aset Sritex tidak disalahgunakan, serta berusaha sebisa mungkin untuk melunasi utang perusahaan.Â
Jika aset dapat dijual dengan harga yang memadai, maka utang kepada kreditor diharapkan bisa dilunasi sebagian atau bahkan seluruhnya.
Pelajaran Berharga dari Kasus Sritex: Pentingnya Timing dan Manajemen Risiko
Kisah kejatuhan Sritex memberikan pelajaran berharga bagi dunia bisnis, khususnya tentang pentingnya timing dalam pengambilan keputusan bisnis.Â
Keputusan Sritex untuk ekspansi besar-besaran sebelum pandemi ternyata merupakan langkah yang salah dalam konteks waktu.Â
Saat pasar mulai lesu akibat pandemi, Sritex justru terjebak dengan utang besar dan aset yang tidak dapat mendatangkan pendapatan.
Selain itu, kasus Sritex juga menyoroti pentingnya manajemen risiko dalam menghadapi ketidakpastian global.Â
Fenomena "Black Swan" seperti pandemi COVID-19 adalah peristiwa langka yang sulit diprediksi, namun dampaknya sangat besar terhadap bisnis.Â
Oleh karena itu, perusahaan perlu memiliki strategi mitigasi risiko yang kuat untuk mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan-kemungkinan yang tidak terduga.