Bersama kami menuju mobil, Anti duduk disebelah Yoga, Elis dibelakang sendirian, sambil duduk Elis bergumam sengaja dikeraskan sedikit suaranya agar kami mendengar," Jadi obat nyamuk dah,"
Yoga dan Anti saling pandang, dan mereka tersenyum saja berdua, rupanya Elis melihat, dia berguman lagi," senyum lagi,"
"Ngak, kami ngak berbuat macam-macam kok," kata Anti dan menoleh kebelakang ke arah Elis.
"Buat macam-macam juga silahkan, ngak ngaruh," kata Elis
Yoga dan Anti kali ini tidak bisa menahan senyum dan akhirnya mereka tertawa.
     Tidak menyangka tempat ini dibuat rumah makan, dahulunya rumah tinggal, sekarang dijadikan tempat usaha, cukup ramai pengunjungnya, dan hampir semua rumah menjadikan rumah makan, kami mencari tempat yang tidak terlalu ramai dan agak menyepi, viewnya benar sangat menawan, lampu-lampu kota Balikpapan, terlihat jelas, jadi teringat gunung Dubs di jalan minyak, sekarang sudah di tutup untuk umum, pemandangannya sama Kota Balikpapan dari ketinggian.
Mereka menikmati makan malam, seraya bercerita ngarol ngidul, sesekali Anti bermanja ria dengan Yoga, kalau sudah seperti itu, Elis segera mengalihkan pandangannya.
Mereka hanya makan malam, setelah itu kembali pulang, karena Elis besok pagi harus ke Samarinda, jam 10 ada kuliah.
Yoga ke Gunung Empat dulu mengantar Elis, kemudian dari Gunung Empat langsung ke Kampung Baru, Anti nanti pulang sendiri bawa mobil begitu rutenya, sebelum sampai di rumah Elis, Yoga bertanya dengan Elis.
"Kenalin dong Lis, pacarnya mumpung Abang masih disini," pinta Yoga
"Ada tiga orang malah yang mendekati, Bang," Â Anti yang jawab