Satu hal yang menjadi pertanyaan secara terus menerus di benak Arya Dahana adalah dimanakah semua tokoh-tokoh sakti penyokong Istana Timur berada. Â Belum nampak satupun yang dikenal oleh Arya Dahana. Â Di mana mereka menyembunyikan diri?
Sore ini Maharaja Majapahit direncanakan tiba di Istana Timur. Â Sekarang sudah menjelang tengah hari. Â Arya Dahana melihat betapa sibuknya orang-orang bersiap-siap. Â Para dayang dan abdi dalem terbirit-birit kesana kemari mempersiapkan segala sesuatunya. Â Suasana begitu gaduh dan mencekam. Â Akan terjadi suatu peristiwa besar. Â Arya Dahana bisa merasakan semuanya dari hawa yang melingkupi istana ini.
Seruan dari komandan pasukan penjaga istana memutuskan lamunan Arya Dahana. Â Semua pasukan penjaga agar bersiap. Â Sang Maharaja akan segera tiba. Â Tidak lama lagi. Â Arya Dahana yang sekarang kebagian tugas jaga di sudut istana melihat orang-orang berlarian membentuk barisan. Â Di depan istana berdiri beberapa orang penting. Â Salah satunya adalah Bhre Wirabumi. Â Arya Dahana menduga begitu saat melihat pakaian kebesarannya yang wah.Â
Seorang pria kecil dan gagah berdiri di sampingnya. Â Berpakaian panglima. Â Di sebelahnya lagi terlihat seorang putri cantik jelita yang diiringi seorang dayang di belakangnya. Â Itu pasti putri Raja Istana Timur pikir Arya Dahana.
Suara tambur terdengar sayup-sayup di kejauhan. Â Terbawa oleh angin yang bertiup pelan. Â Terdengar begitu gagah dan menyeramkan. Â Bukan pukulan tambur peperangan namun tetap saja yang mendengar jantungnya ikut berdegup kencang.Â
Suara sayup tambur itu semakin mendekat. Â Pasukan penjaga istana berjajar rapi. Â Arya Dahana masih di tempat jaganya semula. Â Dari sini semua nampak jelas. Â Arya Dahana berdebar. Â Jangan-jangan peristiwa besar terjadi hari ini. Â Apakah mungkin perang terbuka dilakukan sore hari? Â Rasanya sedikit tidak masuk akal.
"Pasukaaaaannn bersiaaaappppp.... beri hormat!"
Suara lantang komandan pasukan penjaga istana berkumandang. Â Suara gemuruh tambur semakin bergemuruh. Â Pasukan penjaga di luar istana berbaris panjang dan mengangkat tombak di depan dada. Â Dari ujung jalan terlihat rombongan pasukan berkuda datang mengawal kedatangan Maharaja paling terkenal dalam sejarah. Â Pasukan pengawal berkuda di depan kemudian menyisih mengambil tempat di kanan kiri gerbang istana.
Regu pengawal yang berjalan kaki berlari membentuk barisan di dalam istana. Â Berdiri di depan dan belakang para pasukan penjaga Istana Timur. Arya Dahana berdecak kagum. Â Pasukan pengawal Majapahit itu begitu sigap. Â Mereka sengaja berdiri di depan dan belakang penjaga istana timur untuk berjaga-jaga terhadap segala kemungkinan.
Berbeda sekali tingkat kesigapan antara pasukan Istana Barat dan Istana Timur. Â Arya Dahana yakin jika pertempuran dilakukan antar pasukan saja tanpa campur tangan tokoh-tokoh berkepandaian tinggi, pasukan Istana Timur tidak akan lama bisa dilibas.
Sebelum iring-iringan kereta kencana Maharaja memasuki gerbang istana. Â Berkelebatanlah bayangan orang-orang Sayap Sima ke dalam istana. Tidak membentuk barisan namun menyebar di sekeliling istana. Â Puluhan orang berseragam hitam dan emas itu menempati sudut-sudut istana dengan waspada. Â Kembali Arya Dahana berdecak kagum.