Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Tetralogi Air dan Api, Cinta Abadi Air dan Api

16 April 2019   06:48 Diperbarui: 16 April 2019   07:07 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sang Maharaja meneruskan langkah setelah menyapa yang hadir.  Menuju singgasana khusus yang memang hanya disediakan untuknya.  Sampai Sang Maharaja duduk semua orang di balairung tetap berlutut. 

Begitu Maharaja duduk di singgasana semua lalu duduk bersila.  Bhre Wirabumi duduk di singgasana yang lebih kecil di samping Sang Maharaja.

Arya Dahana terus memandangi dengan seksama.  Matanya tak pernah lepas mengawasi gerak-gerik Putri Anjani.  Gadis itu bersimpuh tak jauh dari putri Bhre Wirabumi.  Tidak terlalu jauh dari Maharaja. 

Pemuda ini memberi isyarat kepada prajurit penjaga istana yang lebih dekat darinya ke arah balairung untuk bertukar tempat.  Awalnya prajurit itu mengrenyitkan bertanya-tanya.  Namun akhirnya bersedia juga setelah Arya Dahana memperlihatkan tanda pangkatnya yang lebih tinggi.

Dari tempatnya yang baru, Arya Dahana bisa lebih teliti mengamati semua orang.  Pemuda ini tetap memusatkan perhatian kepada Putri Anjani.  Gadis yang berubah total semenjak mengeluarkan idu geni itu sangat berbahaya.  Selain berilmu sangat tinggi, tekad hatinya yang diselimuti dendam berlebihan kepada Majapahit, bisa membuatnya melakukan tindakan yang di luar nalar.

Putri Anjani duduk bersimpuh dengan tenang.  Dia bisa mendinginkan hatinya sekarang.  Sekali dia bertindak ceroboh, semua rencana bisa hancur berantakan. Gadis ini tahu bahwa pengawalan Maharaja yang tipis ini bukanlah yang sebenarnya.  Pasti banyak tokoh-tokoh sakti Majapahit yang sengaja menyembunyikan diri namun tetap dengan misi melindungi Sang Maharaja.

Malam nanti setelah acara perjamuan kerajaan, dia harus menemui gurunya dan beberapa orang persekutuan di ruang rahasia.  Menyempurnakan semua rencana.  Terutama karena hari ini sudah bisa berhitung dan menimbang-nimbang kekuatan.  Dia akan menyuruh beberapa orang yang berkepandaian tinggi untuk menyelidiki dimana saja pasukan Sayap Sima bersembunyi.

Putri Anjani jauh lebih tenang lagi sekarang.  Hanya satu hal yang masih membebani pikirannya.  Di mana Arya Dahana berada.  Pemuda itu adalah salah satu kunci baginya.  Gendewa Bernyawa ada padanya.  Dia harus bisa mengambilnya.  Entah dengan cara apa.  Kalau perlu dia akan menyerahkan tubuhnya supaya gendewa sakti itu bisa didapatkannya kembali.

****
Bersambung Bab V

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun