Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Tetralogi Air dan Api, Cinta Abadi Air dan Api

16 April 2019   06:48 Diperbarui: 16 April 2019   07:07 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Satu hal yang menjadi pertanyaan secara terus menerus di benak Arya Dahana adalah dimanakah semua tokoh-tokoh sakti penyokong Istana Timur berada.  Belum nampak satupun yang dikenal oleh Arya Dahana.  Di mana mereka menyembunyikan diri?

Sore ini Maharaja Majapahit direncanakan tiba di Istana Timur.  Sekarang sudah menjelang tengah hari.  Arya Dahana melihat betapa sibuknya orang-orang bersiap-siap.  Para dayang dan abdi dalem terbirit-birit kesana kemari mempersiapkan segala sesuatunya.  Suasana begitu gaduh dan mencekam.  Akan terjadi suatu peristiwa besar.  Arya Dahana bisa merasakan semuanya dari hawa yang melingkupi istana ini.

Seruan dari komandan pasukan penjaga istana memutuskan lamunan Arya Dahana.  Semua pasukan penjaga agar bersiap.  Sang Maharaja akan segera tiba.  Tidak lama lagi.  Arya Dahana yang sekarang kebagian tugas jaga di sudut istana melihat orang-orang berlarian membentuk barisan.  Di depan istana berdiri beberapa orang penting.  Salah satunya adalah Bhre Wirabumi.  Arya Dahana menduga begitu saat melihat pakaian kebesarannya yang wah. 

Seorang pria kecil dan gagah berdiri di sampingnya.  Berpakaian panglima.  Di sebelahnya lagi terlihat seorang putri cantik jelita yang diiringi seorang dayang di belakangnya.  Itu pasti putri Raja Istana Timur pikir Arya Dahana.

Suara tambur terdengar sayup-sayup di kejauhan.  Terbawa oleh angin yang bertiup pelan.  Terdengar begitu gagah dan menyeramkan.  Bukan pukulan tambur peperangan namun tetap saja yang mendengar jantungnya ikut berdegup kencang. 

Suara sayup tambur itu semakin mendekat.  Pasukan penjaga istana berjajar rapi.  Arya Dahana masih di tempat jaganya semula.  Dari sini semua nampak jelas.  Arya Dahana berdebar.  Jangan-jangan peristiwa besar terjadi hari ini.  Apakah mungkin perang terbuka dilakukan sore hari?  Rasanya sedikit tidak masuk akal.

"Pasukaaaaannn bersiaaaappppp.... beri hormat!"

Suara lantang komandan pasukan penjaga istana berkumandang.  Suara gemuruh tambur semakin bergemuruh.  Pasukan penjaga di luar istana berbaris panjang dan mengangkat tombak di depan dada.  Dari ujung jalan terlihat rombongan pasukan berkuda datang mengawal kedatangan Maharaja paling terkenal dalam sejarah.  Pasukan pengawal berkuda di depan kemudian menyisih mengambil tempat di kanan kiri gerbang istana.

Regu pengawal yang berjalan kaki berlari membentuk barisan di dalam istana.  Berdiri di depan dan belakang para pasukan penjaga Istana Timur. Arya Dahana berdecak kagum.  Pasukan pengawal Majapahit itu begitu sigap.  Mereka sengaja berdiri di depan dan belakang penjaga istana timur untuk berjaga-jaga terhadap segala kemungkinan.

Berbeda sekali tingkat kesigapan antara pasukan Istana Barat dan Istana Timur.  Arya Dahana yakin jika pertempuran dilakukan antar pasukan saja tanpa campur tangan tokoh-tokoh berkepandaian tinggi, pasukan Istana Timur tidak akan lama bisa dilibas.

Sebelum iring-iringan kereta kencana Maharaja memasuki gerbang istana.  Berkelebatanlah bayangan orang-orang Sayap Sima ke dalam istana. Tidak membentuk barisan namun menyebar di sekeliling istana.  Puluhan orang berseragam hitam dan emas itu menempati sudut-sudut istana dengan waspada.  Kembali Arya Dahana berdecak kagum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun