Bab XIII-2
"Heeeiii! Â Nenek sihir!....untuk apa kau ikut-ikut masalah ini?...kau tidak punya wewenang di sini...pulanglah! Â Atau pergilah ke Pesanggrahan Bubat! Â Uruslah makam kekasihmu itu di sana!"
Putri Anjani sengaja memancing kemarahan Dewi Mulia Ratri. Â Dia tahu, menyebut-nyebut nama mendiang Andika Sinatria akan membuat amarah menggelegak dahsyat di hati gadis itu.
Benar saja. Â Dewi Mulia Ratri mendelik marah bukan main. Â Gadis ini tanpa ba bi bu lagi langsung menyerang Putri Anjani dengan hebat. Â Yang diserang tersenyum-senyum mengejek sambil menghindar dan balas menyerang dengan tak kalah hebat.Â
Terjadilah pertempuran yang luar biasa dan mencengangkan semua orang. Â Kedua tubuh gadis itu seperti dua bayangan yang menari nari di tengah tengah badai. Â Dewi Mulia Ratri mengerahkan ajian Lembu Sakethi dan jurus-jurus Pena Menggores Awan, sementara Putri Anjani langsung saja memainkan jurus-jurus Badai Laut Utara.
Ini bukan sebuah pertarungan biasa. Â Kedua gadis ini sudah tergolong tokoh tokoh kelas atas dunia persilatan. Â Panglima Candraloka dan Bimala Calya yang tadi datang bersama Dewi Mulia Ratri sampai harus jauh-jauh menepi dari gelanggang pertarungan. Â Angin yang ditimbulkan oleh pertarungan ini menderu deru tidak hanya di seputaran gelanggang, namun sampai juga puluhan depa di sekitaran gelanggang.Â
Sepuluh jurus berlalu. Â Tidak nampak ada yang terdesak. Â Senjata pena yang dipegang Dewi Mulia Ratri menulis-nulis udara dengan garang. Â Mengarah ke titik-titik terlemah di tubuh Putri Anjani. Â Sedangkan jurus-jurus Badai Laut Utara menimbulkan badai kecil sungguhan yang membuat debu dan daun-daun beterbangan ke udara.Â
Luar biasa! Â Pertarungan yang seimbang. Â Kedua gadis yang sama-sama keras hati ini mengerahkan segala upaya untuk menjatuhkan lawan. Â Putri Anjani berpikiran untuk mengeluarkan ilmu terbarunya, Sihir Tanah Seberang, untuk membarengi pukulan Badai Laut Utaranya yang ganas. Â
Namun gadis ini lalu teringat bahwa Dewi Mulia Ratri adalah seorang ahli sihir yang luar biasa. Â Pewaris tunggal kitab sakti Ranu Kumbolo yang berisi sihir sihir tingkat tinggi. Â Dia tidak mungkin mengerahkan ilmu sihir terhadap gadis dari Sanggabuana ini.
Putri Anjani menjadi tidak sabaran lagi. Â Ini harus segera diakhiri. Â Jika masih terus begini, ratusan jurus berlalupun mereka tidak akan bisa saling mengalahkan. Â Putri Anjani mulai mengerahkan ilmu pukulan Gora Waja yang dahsyat. Â Gerakan-gerakannya berubah agak kaku. Â Namun jauh lebih mengerikan. Â Kulit tubuhnya berubah mengkilat-kilat dan lengannya bahkan kaku sekeras baja. Â
Sempat tadi Dewi Mulia Ratri menyarangkan beberapa pukulan Lembu Sakethi ke tubuh Putri Anjani. Â Hanya untuk mendapati tangannya tergetar keras dan terasa kesakitan. Â Kekebalan dan daya tahan tubuh Putri Anjani bahkan bisa menahan ilmu pukulan sedahsyat Lembu Sakethi.