Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Tetralogi Air dan Api, Idu Geni

12 Maret 2019   07:52 Diperbarui: 12 Maret 2019   07:56 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melihat pasukan orang mati itu sudah dekat dan siap menyerang mereka berdua, Arawinda mengangkat tangannya ke atas, menambah kekuatan pada ajian Menaklukkan Roh, lalu menghempaskan tangannya ke bawah sambil mengeluarkan lengkingan yang mendirikan bulu roma siapapun yang mendengarnya.

Arya Dahana sampai harus menutup kedua telinganya mendengar lengkingan tajam ini.  Pemuda ini membelalakkan kedua bola matanya.  Pasukan orang mati ini kembali berbalik arah menuju Raja Danyang Blambangan.  Gerakannya tidak lagi tergontai gontai namun berlari cepat.  Pasukan orang mati mendapatkan tambahan kekuatan luar biasa dari mantra-mantra Arawinda.

Raja Danyang Blambangan rupanya tidak mau kalah.  Kali ini semua kekuatan mantra dan tenaga batinnya dikerahkan semua.  Sehingga ketika merapal ajian dan mantra, tubuh kakek itu menggigil hebat.  Keringat sebesar butir-butir jagung menetes dari keningnya.  

Pasukan orang mati ikut menggigil.  Tubuh-tubuh yang sudah jadi mayat itu bergetar-getar tidak karuan.  Dan mantra Raja Danyang Blambangan memang lebih kuat dibandingkan Arawinda yang coba melawan dengan bersila dan mengerahkan semua kekuatan batinnya juga.  Pasukan orang mati terbang dengan cepat ke arah Arya Dahana dan Arawinda.  Benar benar terbang!  Sungguh mengerikan bagi siapapun yang menyaksikan peristiwa ini.

Arya Dahana menoleh ke arah Arawinda yang masih mencoba bertahan pada mantranya.  Pemuda itu melihat Arawinda terguling dari duduknya saking tidak bisa menahan lagi desakan mantra Raja Danyang Blambangan.  Pasukan orang mati itu mendekat dengan cepat.  Diikuti gumaman-gumaman bergemuruh yang bisa mencabut sukma orang-orang biasa.

Arya Dahana yang sudah bersiap dari tadi mengibaskan kedua tangannya yang berwarna keperakan ke udara di depan.  Dua larik sinar perak menghantam pasukan orang mati yang sedang terbang itu.

"Blaaarrr...blaaarrr...bresssss....bresssss"

Tubuh-tubuh orang mati yang dihidupkan dengan mantra itu rontok satu persatu ke tanah.  Tanpa bisa bangkit lagi karena kekuatan Geni Sewindu yang mempunyai sifat anti sihir dan teluh.  Beberapa kali Arya Dahana mengulangi pukulannya sampai akhirnya pasukan orang mati itu habis tanpa sisa.

Raja Danyang Blambangan terkesiap.  Pasukan orang matinya dipunahkan oleh pemuda itu dengan mudah.  Ahli teluh yang sudah kehabisan tenaga ini maklum.  Pemuda ini tidak akan bisa ditandingi dalam olah kanuragan.  Bahkan ilmu sihir dan teluhnya bisa ditaklukkan oleh pemuda ini dengan pukulannya yang aneh itu. 

Kakek ini bangkit perlahan lalu menarik tangan muridnya yang sedari tadi hanya bisa melongo menyaksikan hal-hal yang berada di luar kemampuannya.  Kakek ini bergidik.  Pemuda itu selain kebal terhadap racun, juga mampu memunahkan sihir luar biasa gurunya.  Seandainya pemuda ini mau, pasti sedari tadi dia sudah terkena batunya.  Oleh karena itu dengan tergesa-gesa dia menurut saja saat gurunya menarik tangannya pergi.

Arya Dahana memandang Arawinda untuk melihat bagaimana sikap gadis itu ketika dua kakek aneh itu pergi begitu saja.  Arawinda balik menatap dirinya untuk mengetahui hal yang sama.  Arya Dahana mengangkat bahu.  Arawinda mengerti bahwa pemuda itu menyerahkan keputusan kepada dirinya.  Gadis ini membiarkan saja dua kakek aneh itu terseok-seok pergi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun