Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Tetralogi Air dan Api, Petualangan Cinta Air dan Api

1 Januari 2019   06:29 Diperbarui: 1 Januari 2019   07:51 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Tolong angkat tangan kalian yang ingin hadir di Gunung Merapi?"

Ki Mandara menegaskan.

Hampir semua mengangkat tangan kecuali Ki Sampaga dan Pangeran Bunga.  Ki Mandara mengangguk paham.

"Baiklah. Kalau begitu yang bertugas untuk menjaga istana dan kerajaan adalah Ki Sampaga dan Pangeran Bunga.  Aku juga tidak akan berangkat.  Terlalu berbahaya jika hanya sedikit yang menjaga istana dan kerajaan."

Mendengar hal tersebut raut muka yang hadir terlihat lega, kecuali....Pangeran Bunga.

"Beberapa hal telah kita putuskan.  Sekarang saatnya Arawinda menyampaikan pesan penting apa yang dibawanya."

Ki Mandara memandang Arawinda, memberi isyarat agar gadis itu memulai.

"Paduka Raja dan kisanak sekalian.  Seperti yang sudah kita diketahui.  Kerajaan Blambangan kalah dalam pertempuran di perbatasan melawan Majapahit.  Hanya menunggu waktu saja Majapahit akan melakukan serangan terakhir ke ibukota Blambangan. Entah dengan pertimbangan apa, mereka belum juga melakukannya hingga sekarang.  Namun Baginda Menakjinggo dan orang-orang yang tetap setia pada Kerajaan Blambangan masih tidak terima dengan keadaan ini.  Untuk membantu kekuatan kerajaan Blambangan, kami mendirikan sebuah perkumpulan yang kami namakan Blambangan Gugat.  Perkumpulan ini dikepalai oleh seorang tokoh muda Blambangan yang bernama Menak Suro."

Arawinda berhenti sebentar untuk ambil nafas lalu melanjutkan.

"Menak Suro tidak terima dengan keadaan Blambangan yang kapan saja bisa dijajah oleh Majapahit.  Keadaan rakyat Blambangan sangat tertekan.  Ketakutan akan pecah perang besar besaran di ibukota Blambangan menghantui setiap benak rakyat Blambangan.  Perkumpulan Blambangan Gugat ingin menjalin persahabatan dan persekutuan dengan semua orang... atau perkumpulan... atau padepokan... atau kerajaan yang berseberangan dengan Majapahit.  Dimanapun itu...kapanpun itu"

"Baginda Menakjinggo tidak ada kaitannya dengan Blambangan Gugat.  Aku datang diutus oleh Menak Suro untuk menawarkan persekutuan dan persahabatan.  Kawan Galuh Pakuan adalah kawan Blambangan Gugat.  Lawan Galuh Pakuan adalah lawan Blambangan Gugat.  Paduka Raja Galuh Pakuan telah menerima surat Menak Suro.  Saat ini keputusan ada di tangan Paduka Raja Galuh Pakuan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun